Perjuangan Menuju Lange


Kadang kita jadi tahu batas kemampuan yang bisa kita lewati dari sebuah kenekatan. Seperti pengalaman saya akhir pekan lalu. Sebelumnya saya belum pernah bersepeda dan mendaki bukit selama kurang lebih 5 jam. Saya pernah bercerita bahwa saya bukanlah pesepeda jarak jauh (baca di sini). Pengalaman saya bersepeda cukup jauh adalah Banda Aceh – Lampuuk dan Banda Aceh – Mata Ie pergi pulang. Jauh mungkin iya, tetapi medan jalanan dua rute tersebut sangat nyaman. Beraspal mulus. Hanya rute ke Mata Ie yang harus menguras tenaga di tanjakan curam. Mungkin pengalaman terakhir saya bersepeda di Jantho bisa dibilang berat. Tapi tidak bisa menandingi beratnya rute Banda Aceh – Lampuuk – Lange. The hardest track for me.. so far.

20130329-IMG_4300

Melewati jalur kedua

Haram bagi saya menyiakan waktu akhir pekan yang panjang. Atas alasan itulah saya dan empat kawan lain mengeksekusi rencana yang sudah kami canangkan dari awal bulan lalu, nekat bersepeda menuju sebuah pantai tersembunyi di balik perbukitan kecamatan Lhok Nga, Aceh Besar. Jalur yang kami tempuh dibagi menjadi tiga. Pertama, jalur Banda Aceh – Lampuuk, tak ada kesulitan berarti. Matahari yang biasanya menyengat, pagi itu tampak malas di balik awan. Jalur kedua, memasuki hutan dengan naik sepeda. Sebenarnya saya tidak asing dengan jalur ini. Sekitar 2 tahun lalu saya dan teman saya, Citra, pernah melewati jalur ini menggunakan sepeda motor. Namun waktu itu kami tidak tahu kalau jalan setapak itu berujung di sebuah pantai cantik. Alhasil di tengah jalan kami balik arah. Jalur ini campuran antara jalan setapak bersemen dan jalan tanah yang cukup lebar. Masih nyaman digunakan untuk bersepeda walaupun di beberapa titik terpaksa menuntun sepeda di jalanan menanjak.

20130329-IMG_4312

Atap hutan

20130329-IMG_4324

Bagian dasar hutan

Lanjut ke jalur ketiga, yaitu jalur yang paling berat. Jalur di mana sepeda sudah tidak bisa dinaiki. Di sini sepeda harus disimpan di semak-semak, tentunya tak lupa dikunci biar aman. Baru kemudian perjalanan harus dilanjutkan dengan hiking masuk hutan. Beban berat perbekalan yang tadinya terbantu oleh sepeda terpaksa kami panggul. Setiap dari kami membawa 3 botol air minum berukuran 1,5 liter di dalam ransel sebagai bekal camping di sana. Selain itu kami juga membawa 2 buah tenda, perbekalan makanan, dan peralatan makan. Jalan setapak tanah yang landai seiring dengan langkah kaki kami berubah menjadi jalan menanjak berbatu. Faktor berat badan dan umur mulai mendominasi di sini. Yang kurus bisa lancar jaya menyusuri jalan menanjak, sedangkan sosok dengan perut tambun mulai tertinggal di belakang. Perjalanan ini bukanlah kompetisi. Dan, kalaupun saya tertinggal, saya tetap menikmati setiap jejak kaki di tanah subur hutan itu. Setiap lutut bergetar tanda kelelahan, saya mengambil jeda. Entah duduk di bebatuan, di batang pohon yang melintang di jalan, atau gelesotan di tanah.

20130329-IMG_4321

Pepohonan besar

Lelah sudah pasti. Capek, jangan ditanya. Namun, saya sangat senang menyusuri jalur ini. Pasalnya, hutan ini masih sangat lebat. Walaupun tidak selebat Leuser, saya kagum dengan hutan ini. Pepohonannya besar-besar. Menjulang tinggi dengan lingkar kayu rata-rata seukuran pelukan tangan dua manusia. Mungkin pepohonan ini berumur ratusan tahun. Di beberapa bagian jalur yang kami lewati malah sinar matahari tampak malu-malu mengintip dari rimbunnya dedaunan. Hutan ini memang bukan Taman Nasional ataupun Cagar Alam. Pun saya ragu apakah hutan ini merupakan Hutan Lindung. Tapi bagi saya, hutan ini sudah sangat lebat. Hutan lebat yang semakin terancam.

Kurang lebih 5 jam perjuangan mengendarai sepeda, mendaki bukit, dan menyusuri hutan, akhirnya kami sampai di Pantai Lange. Kabar keindahan pantainya terbukti. Pantai berpasir putih kekuningan sepanjang sekitar 2 km itu bersandingan dengan gundukan padang rumput, aliran sungai kecil, dan tentu saja hutan lebat. Kami mengistirahatkan diri di sebuah pondok tak jauh dari pantai. Sambil meluruskan kaki dan berlindung dari teriknya matahari, kami mengamati burung-burung yang menyanyi dan menari lincah. Terbang ke sana ke mari, terkadang kalah dengan hembusan angin. Ombak berdebur kencang menandakan arus pantai itu berbahaya. Membuat saya urung mandi air laut.

20130329-IMG_4375

Breathtaking view of Lange

20130329-IMG_4372

Pantai Lange

Kami mendirikan tenda di atas padang rumput di pinggir pantai saat sore menjelang. Sayang, pemandangan sunset sore itu biasa saja. Matahari terlalu malu memamerkan pesonanya di balik awan mendung. Cuaca berganti cerah menjelang malam. Langit bertaburan bintang dan bulan pun memantulkan cahaya matahari dengan lantang. Di kejauhan, tampak sekumpulan kunang-kunang berkejaran. Malam yang molek. Kemolekan yang membuat saya merenung dan sadar. Ternyata saya kuat berjam-jam menempuh perjalanan menuju tempat ini. Ternyata saya bisa melampaui batas kemampuan saya sebelumnya. Kenekatan yang manis. Saya tersenyum. Namun tak sepenuhnya saya gembira. Ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Sesuatu mengusik perasaan saya. Sesuatu yang akan saya ceritakan nanti.

20130329-IMG_4380

Perbukitan rumput

20130329-IMG_4428

Bermalam di sini

Banda Aceh, 30 Maret 2013