Cita Rasa India di Martabak Gapa


“Ri, ada nasi goreng enak banget deh di deket Masjid Raya. Masakan India gitu, spicy. Selain nasi goreng, ada juga martabak. Nama tempatnya Martabak Gapa”, sore itu Didin bercerita. Didin ini teman saya yang dulunya berkantor di Banda Aceh namun sekarang sudah berkantor di Jakarta. Beberapa waktu lalu dia kembali ke Banda Aceh selama beberapa hari untuk melakukan tugas yang berhubungan dengan pekerjaan.

20130604-IMG_5237

Tampilan nasi goreng

Rasa penasaran sama nasi goreng dan martabak gapa terpuaskan ketika suatu malam saya dan beberapa teman makan di sana. Tempat makan berupa gerobak yang parkir di depan sebuah ruko di Jl. Mohammad Jam ini ternyata memang digawangi oleh sebuah keluarga berketurunan India. Mengikuti rekomendasi dari Didin, saya memesan nasi goreng, martabak, dan teh tarik hangat.

Sembari menunggu pesanan siap, saya berbincang dengan sang koki. Saya baru tahu kalau ternyata Martabak Gapa di Banda Aceh ini adalah cabang dari Martabak Gapa yang berada di Jalan S. Parman, Medan. Tidak seperti warung nasi goreng biasa yang memasak dengan menggunakan kompor, di sini masaknya menggunakan bahan bakar arang. Sambil mengambil foto, saya memperhatikan cara sang koki memasak. Sang koki menggunakan dua buah sudip, salah satunya berbentuk siku, untuk mengaduk nasi di atas wajan yang berbentuk bundar dan datar. Takaran bumbu dan nasi seketika bercampur menjadi warna coklat kekuningan disertai dengan aroma yang menggoda indra penciuman. Menyaksikan kecepatan dan kelihaian koki dalam menggoreng nasi adalah hiburan tersendiri bagi saya.

“Abang dari mana? Dari koran Serambi ya?”, sang koki yang penasaran bertanya kepada saya. Dengan penampilan saya berkalungkan kamera dan sedikit berbincang dengan dia, tak heran kalau sang koki mengira saya adalah seorang wartawan harian terkemuka kota ini.

Masakan terhidang, saatnya menyicip. Tampilan nasi gorengnya cukup cantik, bergarnis cabai hijau panjang 2 buah yang disilangkan di atas nasi, potongan timun, bawang merah, dan cabai rawit menyertai di samping nasi. Seporsi nasi seharga 15.000 ini terlihat banyak. Namun setelah mulai dimakan, tidak bisa berhenti sampai habis. Cita rasa bumbu India yang khas bercampur dengan butiran-butiran nasi yang pulen dimasak membuat saya mengacungi dua jempol usai nasi goreng ini tandas tak tersisa. Hanya satu kata, enak.

Yang istimewa lagi adalah teh tariknya. Berbeda dengan teh tarik yang pernah saya minum sebelumnya, teh tarik milik Martabak Gapa ini terasa begitu kental dan manis. Rasa tehnya pun cukup terasa. Tak membiarkan sampai dingin, teh tarik ini pun saya sesap habis selagi masih panas. Tak berlebihan kalau saya nobatkan teh tarik di sini sebagai salah satu teh tarik terenak di kota ini.

20130604-IMG_5241

Martabak Gapa

Perut sudah cukup penuh ketika pesanan berikutnya, martabak, terhidang. Walaupun kami makan ramai-ramai, ternyata menghabiskan seporsi besar martabak ini penuh dengan perjuangan. Cita rasa martabaknya pun bisa diterima oleh lidah saya dengan baik, walaupun menurut saya sedikit terlalu asin. Mungkin kalau saya belum terlalu kenyang, seporsi martabak dengan kuah kari itu pun bisa saya tandaskan. Oh iya, selain menyediakan nasi goreng dan martabak, makanan ringan seperti canai pun tersedia di sini.

Memanglah rekomendasi Didin untuk makanan tidak pernah mengecewakan. Walaupun cuma gerobak dorong yang berjualan di depan ruko, ternyata Martabak Gapa memiliki cita rasa yang tidak mengecewakan. You should try it!

Martabak Gapa
Jl. Mohammad Jam (Samping Masjid Raya Baiturrahman)
Jam buka: Malam hari

Banda Aceh

20130604-IMG_5228

Masaknya pakai arang

20130604-IMG_5229

Atraksi memasak nasi goreng

20130604-IMG_5235

Letaknya pas di samping Masjid Raya

20130604-IMG_5223

Sekeluarga ikut bekerja, bahkan si anak kecil pun ikut membantu