Waduk Keuliling, Dua Setengah Tahun Lalu
Tahu kan tentang Waduk Keuliling yang gagal saya capai di perjalanan bersepeda sebelumnya? Januari 2011, seminggu setelah ulang tahun saya, adalah pertama kali saya menjejak ke sana. Perjalanan ke sini sebenarnya cukup impulsif. Bosan dengan kegiatan di akhir pekan yang tidak jauh-jauh dari bergumul dengan bantal, guling, dan kasur, saya mengajak seorang kawan untuk plesir. Ke mana saja, asal jauh dari kegiatan tidak produktif dalam kamar. Gayung bersambut, kawan saya menyanggupi untuk berplesiran.
Tujuan plesiran hari Sabtu menjelang siang itu adalah sebuah waduk yang berada di Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar. Karena sama-sama belum pernah ke sana dan mengurangi resiko nyasar, kawan saya mengajak seorang kenalannya yang tinggal di Indrapuri.
Walaupun awan mendung tampak berarak, entah kenapa cuaca begitu panas sesampai di waduk. Mungkin karena tepat tengah hari kami berkunjung ke sana. Pemandangan saat itu terlihat indah karena kebetulan air waduk cukup melimpah. Tak banyak kegiatan yang bisa dilakukan di sana. Tampak penggemar kegiatan memancing menuntaskan hobi mereka dengan khusyuk. Selain menyesap pemandangan waduk yang dikelilingi perbukitan, saya hanya duduk-duduk saja di sebuah warung sambil menikmati rujak Aceh. Suasana siang itu pun sepi. Mungkin tempat ini dua tahun lalu belum terlalu hit.
Walaupun indah, berdasarkan cerita dari Bapak penjual rujak, rupanya waduk ini tidak bersahabat bagi pengunjung yang suka mandi-mandi air di waduk. Sudah sering terjadi kecelakaan tenggelamnya pengunjung yang mencoba-coba untuk berenang di waduk ini. Waduk yang dibangun selama 8 tahun dari tahun 2000 – 2008 ini memiliki tujuan utama untuk irigasi pertanian.
Terkadang, hanya melihat-lihat pemandangan saja membuat bosan juga. Usai menandaskan rujak, kami beranjak dari sana. Walaupun sejenak, perjalanan impulsif berkunjung ke Waduk Keuliling ini cukup untuk menuntaskan rasa penasaran dan menjauhkan diri dari kegiatan monoton di kamar kos.
Baru kali ini lihat waduk yang punya jalan setapak dari batu, kursi menghadap waduk…
Duh kaya nonton Nothing Hill. Jadi gimana keadaan sekarang, mas? Bertahan atau…..
SukaSuka
terakhir ke sana beberapa bulan yang lalu masih bagus kok Lim. Haha.. Notting Hill.. Aku Hugh Grant-nya yaa.. *kemudian nyanyi When You Say Nothing At All* :p
SukaSuka
walau keliatannya panas. tapi duduk di kursi itu kayaknya enak tuh
SukaSuka
ada sih fotoku yg duduk di situ.. cuma jelek hasilnya. Mata kriyip2 karena nahan silau. hehe..
SukaSuka
hahahaha.
silau banget ya
SukaSuka
ya ampun..tu ati murdiyanto ya..busyet dah.. brewok bgt c?! beda ya ama yg skr..lebih cLing dikit..=-O
SukaSuka
heh? Siapa nih? hahaha..
SukaSuka
Sini cantiknya.
SukaSuka
Segitu kurus ya #eh? Tapi kursinya di pinggir waduk asoy tuh…:)))
SukaSuka
saiki luwih lemu soale mbak. Hahaha.. Kursine kuwi enak dinggo pacaran sore2 ketoke mbak #eh
SukaSuka
wah, kalo saya terakhir kemari sekitar 4 tahun yll kayaknya….lupa 🙂
SukaSuka
wah.. berarti pas masih baru-barunya ya Bang..
SukaSuka
danaunya keren
woooh..pantesan mukanya manglingi 😉
SukaSuka
emang sekarang gemuk arie? itu jaketnya hadiah buku 5cm? dibangku itu ada kaya garis putih ya..
SukaSuka
ya gak gemuk2 kali sih mbak.. Bukan hadiah mbak itu jaketnya, tapi beli merchandise. Iya, itu garis putih kayaknya glare dari sinar matahari
SukaSuka
Belum pernah ksini sih, tpi adik saya bilang tempatnya bagus untk hilangin rasa bosan. Dan dri gmbar yg diposting sepertinya enk jga untk melihat waduk2 yg lain di Aceh selain waduk yg ad di tmpat saya di Lhokseumawe…
SukaSuka
waduk yg deket sama kota itu ya yg di Lhokseumawe?
SukaSuka