Kejutan dari National Geographic Indonesia di Bulan Ramadhan


Pernah gak sih ikut kompetisi menulis terus merasa deg-degan di hari pengumuman? Menunggu seharian pengumuman, me-refresh halaman web penyelenggara berharap ada nama kita menjadi pemenang di sana? Saya kemarin mengalaminya.

Beberapa waktu lalu, National Geographic Indonesia mengadakan suatu kontes menulis Kisah Perjalanan Bersepeda. Saat saya tahu kabarnya di twitter, awalnya saya tidak berniat ikut. Saya merasa tidak mempunyai cerita bersepeda yang wah yang layak diceritakan untuk media sekelas National Geographic Indonesia. Keinginan ikut muncul saat saya ingat tentang kisah saya bersepeda menyusuri perbukitan Mata Ie pada suatu sabtu pagi di Juni lalu. Perjalanan bersepeda saya waktu itu memang sangat berkesan bagi saya. Sempat juga galau ingin menulis tentang kisah perjalanan bersepeda saya yang lain. Antara kisah mengelilingi Pulau Penyengat di Kepri akhir tahun lalu, kisah mengelilngi Gili Trawangan dan Gili Air dengan kereta angin Maret lalu, atau 24 jam bersepeda blusukan di Chiang Mai awal Mei lalu. Tapi, karena saya merasa kalau menulis tentang Aceh biasanya bisa lebih emosional, saya memutuskan menulis Telusur Perbukitan Mata Ie.

Sebelum menulis Telusur Perbukitan Mata Ie tersebut, saya membaca berulang-ulang kisah-kisah perjalanan bersepeda yang dimuat dalam majalah National Geographic Traveler Indonesia edisi bulan Juni 2013 untuk sekedar membangun mood dalam menulis. Kebetulan memang saya berlangganan majalah tersebut. Setelah sempat galau juga dengan pemberian judul dan pemilihan foto, akhirnya saya nekat mengirimkan tulisan saya pada 28 Juni 2013. Saat itu masih belum banyak yang mengirim tulisan. Setelah itu, saya pun rutin mengikuti kisah-kisah perjalanan bersepeda yang dikirimkan oleh kontestan lain. Semua kisah di sana sangat menginspirasi saya. Rasanya ingin deh touring mudik ke Jawa sana dengan mengayuh sepeda.

Minggu, 21 Juli 2013. Hari pengumuman tiba. Hari minggu di bulan puasa lebih banyak saya habiskan di kamar. Mata yang saya ajak begadang malam sebelumnya terasa berat dibuka di hari itu. Hampir seharian saya tidur. Bangun sesekali hanya untuk menunaikan shalat dan online di dunia maya. Hari itu entah berapa kali saya refresh halaman web National Geographic Indonesia. Laman twitter mereka pun tak luput dari kegiatan stalking saya. Namun sampai menjelang buka puasa, hasilnya nihil. Belum ada pengumuman. Baru ketika saya mau beranjak tidur, saya refresh-lah untuk terakhir kali. Dan halaman ini yang muncul..

NG

Nama saya muncul sebagai pemenang Kategori Umum! Senang dong saya. Kantuk yang tadinya menerpa mendadak hilang. Dari dulu saya memang penggemar National Geographic. Dari mulai channel di televisi, majalah (saya sudah jalan 2 tahun berlangganan), sampai beberapa tas kecil berlogo kotak berwarna kuning itu saya punya. Maka begitu menjadi pemenang kontes menulis Kisah Perjalanan Bersepeda dari National Geographic Indonesia terasa sangat berarti bagi saya.

Pada akhirnya bukan tentang harga sebuah hadiah atau reward yang penting bagi saya. Bagi saya yang baru berkecimpung dalam dunia menulis dan blogging kurang lebih 1 tahun, apresiasi terhadap hasil karya saya yang terpenting. Apalagi diapresiasi oleh media sekelas National Geographic Indonesia. Mungkin ini memang berkah ramadhan 😀

Tabik