Air Mancur di Pantai Ie Rah


Jika sudah pernah ke Pantai Lange, sebuah pantai indah yang miris ( sudah pernah saya ceritakan di  sini  dan sini), jangan hanya berhenti di sana. Berdirilah menghadap laut dan berjalanlah menyusuri pantai ke arah kanan. Sekitar 500 meter dari Lange, akan kalian temukan sebuah pantai yang tak kalah indah. Sama-sama sepi. Bahkan lebih alami karena minus sampah. Pantai itu bernama Pantai Ie Rah.

20130329-IMG_4409

Dinding bebatuan karang yang curam

Di pantai Ie Rah bisa kalian temukan fenomena alam yang unik. Di tepi laut, di antara serbuan ombak yang menerjang bebatuan karang yang berlumut, sesekali tampak air menyembur layaknya ikan paus yang melepaskan udara dari paru-paru melalui lubang hidung di atas kepalanya. Mirip air mancur, tapi hanya sekali-sekali menyembur. Bagaimana fenomena ini bisa terjadi? Saya pun tak lebih tahu daripada kalian. Namun, menurut analisis sok tahu saya, di bagian bawah batu karang di pantai itu terdapat rongga kosong yang apabila datang ombak kencang dari laut akan menyebabkan tekanan dalam rongga kosong tersebut meningkat. Karena di atas batuan karang itu terdapat lubang, menyemburlah air dari sana.

20130329-IMG_4414

Ombak menggulung tinggi, menyeramkan

Sore itu matahari sudah hampir tergelincir melewati cakrawala. Saya, sendirian, berjongkok khusyuk di dekat pantai yang bisa menyemburkan air ini menunggu momen membidikkan kamera. Sebenarnya saya ingin berlama-lama di sana. Tapi mengingat terjangan ombak yang semakin menggila dan jalan kembali ke camp saya di Lange cukup jauh dan agak menantang, saya mengurungkan niat untuk berlama-lama. Menantang? Tentu saja. Saya harus melewati gundukan dinding batu tebal dan curam yang memblokade pantai antara Lange dan Ie Rah. Sempat saat berangkat saya hampir memutuskan untuk kembali karena untuk melewati dinding batu itu saya harus menunggu momen ombak mereda agar bisa melintas. Namun kenekatan saya menang walaupun dengan perjuangan yang cukup menegangkan. Bahkan sandal jepit saya pun sempat menjadi korban, putus dan hampir hanyut ke laut. Saya kembali ke camp sebelum matahari benar-benar mendekti batas cakrawala. Jika lebih sore lagi, saya khawatir air laut akan pasang dan menutup celah sempit di antara dinding bebatuan. Membayangkan saya terjebak sendirian di pantai terpencil ini membuat saya merinding.

Ie Rah adalah Bahasa Aceh. Dalam Bahasa Indonesia, artinya “air cuci”. Mungkin karena semburan air di sana berwarna putih dan berbuih, mirip air campuran detergen untuk mencuci baju, maka dinamakan seperti itu. Lain kali saya harus ke sana lagi. Mungkin untuk bermalam di sana. Menyaksikan matahari menghilang di ufuk barat di antara semburan-semburan air mancur Ie Rah, saya kira akan menjadi pemandangan yang sempurna untuk menutup hari.

20130329-IMG_4392

Ie Rah di kejauhan

20130329-IMG_4401

Semburannya bisa mencapai 2 meter lebih

20130329-IMG_4397

Ie Rah, dari dekat

20130329-IMG_4396

Bayangkan langit jingga di kejauhan sebagai background foto ini di kala senja