Sebuah Catatan Usai Berbulan Madu
“Selamat menempuh hidup baru. Selamat menjelang hidup bahagia. Selamat menjalani kehidupan lebih berwarna. Selamat belajar.. Belajar saling mengenal, memahami, toleransi, me-manage sebel, belajar kehidupan. Semoga berkah, semoga mawadah, semoga rahmah, semoga sakinah.”
Untaian kalimat di atas adalah sebuah doa yang kami (saya dan istri) terima dari seorang kakak sepupu. Doa yang tidak biasa dan terasa spesial bagi kami. Ya, kami sadar bahwa kehidupan setelah menikah adalah belajar. Belajar apa saja. Dan bagian awal pembelajaran kami untuk saling mengenal, memahami, toleransi, dan belajar kehidupan adalah melakukan traveling bersama.
Well, jauh sebelum melangsungkan pernikahan, saya pernah melontarkan sebuah ide berbulan madu yang cukup gila kepada (saat itu sih masih calon) istri. “Gimana kalau kita bulan madunya keliling Sumatera? Dari Lampung finish di Aceh?”, kata saya. Kenapa Sumatera? Karena kami berdua memiliki ikatan khusus dengan pulau ini. Dan gayung pun bersambut. Memang dasarnya sama-sama suka traveling, sontak istri pun mengiyakan dengan antusias. Untuk keliling Sumatera konsekuensinya tentu memerlukan waktu yang cukup lama. Saya pun mengajukan cuti alasan penting menikah selama 6 minggu (termasuk cuti bersama 1 minggu sesudah lebaran), dan alhamdulillah disetujui. Kalau istri sih jatah cutinya banyak banget. Dipakai cuti 6 minggu pun masih sisa aja gitu.
Awalnya kami berencana mulai berangkat keliling Sumatera seminggu setelah acara pernikahan. Tapi karena satu dan lain hal akhirnya kami undur beberapa hari. Malah sebelum keliling Sumatera kami sempatkan untuk jalan-jalan ke Solo selama 2 hari. Rencana awal start di Lampung pun harus kami evaluasi setelah mendengar uneg-uneg istri yang ingin tinggal di Banda Aceh cukup lama sebelum kemudian kami berpisah untuk sementara waktu. Ya, kami memang berencana untuk melakoni hubungan Long Distance Marriage.
Sebenarnya sih saya tetap ingin start dari Lampung. Taman Nasional Way Kambas adalah alasan saya. Tapi, setelah membaca beberapa catatan perjalanan hasil googling, keinginan saya berkunjung ke sana sirna. Padahal saya ingin merasakan kembali wisata yang unik bersama gajah seperti yang pernah saya lakukan di Aceh (kisahnya bisa dibaca di sini dan sini). Takut berekspektasi lebih dan membandingkan dengan wisata gajah yang pernah saya lakukan, akhirnya saya lewatkan. Mungkin lebih baik saya ke Tangkahan jika ingin lebih intim berinteraksi dengan gajah.
Palembang pun akhirnya kami lewatkan juga karena faktor waktu. Padahal selain ingin kenal dengan kota empek empek itu kami juga ingin bertemu beberapa teman di sana, Yayan -seorang blogger kondang asal Palembang- salah satunya (Maaf ya Yan, kami gak jadi berkunjung ke sana). Semoga nanti ada kesempatan juga untuk ke sana.
Dan hasil final diskusi kami berdua adalah perjalanan keliling Sumatera ini kami mulai dari Jambi. Trip bulan madu ini kami lakukan tanpa itinerary detail. Padahal kalau traveling, saya biasanya sudah membuat itinerary lengkap dari penginapan, transportasi, tempat yang mau dikunjungi, dan alokasi waktu. Tapi kali ini kami go show. Ke mana kaki melangkah, melangkahlah kami.
Alhasil selama 8 hari kami berhasil menjejakkan kaki di 6 kota (Jambi, Sawahlunto, Padang, Bukittinggi, Pekanbaru, dan Medan) dan 10 hari di Banda Aceh, kota tempat saya tinggal. Ini pertama kali dalam setengah bulan lebih kami berdua bersama. Tanpa keluarga saya, tanpa keluarga istri. Banyak kisah terangkum selama perjalanan itu. Walaupun dalam setiap perjalanan selalu ada kisah sedih, tapi suasana hati ceria dan menyenangkan lebih mendominasi. Menyesap denyut kehidupan di beberapa tempat di Sumatera walaupun sejenak adalah pengalaman berharga bagi kami. Budaya di tanah Sumatera yang jauh berbeda dari Jawa, tanah kelahiran kami, sedikit banyak menambah pengetahuan kami tentang kata toleransi. Menggali sedikit peninggalan masa lampau di Sumatera semakin menambah kekaguman kami pada tanah emas ini. Dan, usaha mengenal lebih dekat tanah tempat kami hidup selama beberapa tahun terakhir ini tak ubahnya seperti kami yang belajar saling memahami. Kisah-kisah itu nanti akan saya ceritakan satu per satu.
Saya merantau di Aceh, sedangkan istri di Pulau Bintan. Sebulan lalu kami pulang ke tanah Jawa untuk mengikat diri kami jadi satu, menyempurnakan agama kami. Dan, usai perjalanan singkat menapaki tanah Swarnadwipa dari Jambi sampai ke Aceh, tiba saatnya kini kami berjarak kembali, menekuni rutinitas masing-masing.
***
Dan, sebuah surat kubaca usai keberangkatanmu…
Dear Hubby,
Terimakasih yang tak terhingga untuk 1×24 jam x 29 hari yang telah kita lalui bersama, terimakasih untuk sebuah adaptasi, saling memahami dan saling menomorduakan ego masing-masing untuk saling mengontrol emosi, waktu yang memang sangat berharga untuk sebuah awal perjalanan hidup yang masih terlalu hijau ini, maaf aku sudah meninggalkanmu, meninggalkan sementara tugas utama sebagai istri yg melayani dan ngopeni suami, sesuai kesepakatan yg telah kita buat bersama demi masa depan, istrimu satu-satunya ini Insha Allah akan tetap menunaikan tugas-tugas pokok sebagai istri dari jarak yg berbeda.
Terimakasih telah menjadikanku 1 dan 1/9, Insha Allah mulai menikmatinya dan tetap amanah menjaga titipan Allah swt ini. Selamat kembali ke dunia kerja ya. Selamat kembali memulai aktivitas. Tetap jaga kondisi tubuh dan menjaga ibadah.
Sampai ketemu lagi 🙂
warm regards,
Your Wife
Sihiiiy asik nih 😀
SukaSuka
Asik dong Rif :p
SukaSuka
eh nenny udah positif ri?? *bener kan maksudnya 1/9? 🙂 :). Kalo bener selamaaat ya..
SukaSuka
Alhamdulillah mbak.. Mohon doanya 😀
SukaSuka
Wahh selamat ya mas, sama-sama LDM nihh 😀
SukaSuka
Makasih mbak. Tosss!! *sama-sama LDM*
SukaSuka
Itu beneran cuti 6 minggu? bisa selama itu mas? Wah, mantap sekali cutinya…
Selamat ya untuk calon dedenya. semoga sehat dan lancar sampai lahiran…
Romantis 🙂
SukaSuka
Bisa Mir. Cuti alasan penting menikah bisa maksimal 2 bulan atau 3 bulan gitu.
Makasih dan Amin buat doanya 🙂
SukaSuka
ih, cutinya bikin iri…
Mira 1 tahun cuma 12 hari, boleh utang sih tapi ga mungkin boleh diambil semua dalam 1 waktu…
SukaSuka
Cuti alasan penting menikah hanya bisa dipakai 1 kali Mira. Terus gak dapat tunjangan juga karena gak kerja. Jadi ya gitu deh.. hehehe..
SukaSuka
owh…. coba buka2 lagi buku peraturan perusahaan.
😀
SukaSuka
so swetttttttt……………….
SukaSuka
Makasih mas Danan..
SukaSuka
Aihhh romantis abizz deh… Gambar latar belakang Sukuh e juga manteepp…
Ditunggu kedatangan kalian ke Solo dkk lagi 😀
SukaSuka
Ahhhh.. Makasih banyak Lim. Karena kamulah kami bisa eksplor Sukuh 😀
SukaSuka
ngabisin berapa duit ne hehhe
SukaSuka
Belum ngitung totalnya nih. Tapi gak abis banyak sih yg pasti.. hehe
SukaSuka
postingannya bikin haru..
btw selamat ya Ri!
SukaSuka
Makasih mas Taufan.. 🙂
SukaSuka
Gakpapa Ri 🙂 InsyaAllah nanti ada kesempatan lain ya ke Palembang.
Postingannya bikin mupeng hahaha
SukaSuka
Mupeng apa Yan? mupeng pengen “isi”? atau undang2 ke nikahan? atau honeymoon backpackernya? 😀 Hehhhehhee
SukaSuka
*nungguin Yayan menjawab*
SukaSuka
Mupeng jalan-jalan sama istri. Trus nikah itu rasanya gimanaaa gitu. Selama ini kan cuma mereka-mereka perasaan orang dari buku atau tulisan kayak Ari ini hehehehe
SukaSuka
Yang pasti, nikah itu bikin nyesel Yan. Nyesel, kenapa gak dari duluuuu.. Hahaha.. 😀
SukaSuka
Sama seperti pertanyaan Mbak Dian, mupeng kenapa Yan? :p
SukaSuka
Mupeng pingin ngerasain hepinya nikah itu kayak gimana hahaha 🙂
SukaSuka
sebuah bulan madu yang unik dan pastinya mengukir kenangan indah kebersamaan ya 🙂 semoga selalu menjadi keluarga yang samara! Salam kenal dari orang Aceh yang berdomisili di Bandung. 🙂
SukaSuka
Amin. Makasih Kak 😀
SukaSuka
Selamat ya, ari.. Seneng baca kisahmu dan istrimu. Selamat untuk hari-hari dan petualangan barunya serta si jabang bayi yang telah hadir menemani istri. 🙂
SukaSuka
Makasih Cha 😀
SukaSuka
Btw…sama banget, aku juga pengen honeymoon backpacking entah itu jawa atau sumatra. 😀
SukaSuka
Swmoga segera terealisasi ya rencananya.. Amin 😀
SukaSuka
wah selamat yaa uda mo ada ari dan neni jr
ditunggu aqiqah-annya di aceh/bintang pas tanggal merah ya
*maksa bener suruh ngadain acara pas tanggal merah*
hahahaha
SukaSuka
Makasih mas Sapar. Tapi harus datang ya kalau kami bikin acara tanggal merah.. :p
SukaSuka
enak ya bisa cuti 6 minggu
selamat sekali lagi, ternyata ide hanimun itu bener2 terealisasi ya Ri .. teringat saat dpt bocorannya di Aceh
SukaSuka
Iya mbak. Fasilitas sekali seumur hidup itu.. Cuti alasan penting pernikahan pertama.
Makasih.. dan Alhamdulillah terealisasi 😀
SukaSuka
surat yang sangat manis dari seorang istri 🙂
SukaSuka
hehehe.. Iya Def 🙂
SukaSuka
Barak Allahu laka wa baraka alayka wa jama’a baynakuma bikhayr~~ ah, selamat ya ri atas tambahan 1 dan 1/9nya,, hehe,,
SukaSuka
Amin. Doa yang sama untuk kalian juga Din.. 🙂
SukaSuka
ha! pake ikutan ditulis ‘surat cinta’ nya lagi. Ha ha! Asik…
SukaSuka
hahaha.. maklum lah Mir :p
SukaSuka
Ping balik: Honeymoon Trip: Jambi Day 1 | The Science of Life
so sweet.
untuk blogger yang juga mau berbulan madu dan sedang mencari alternatif baru silahkan lihat di sini
SukaSuka
Ping balik: Honeymoon Trip: Sekelebatan Medan | The Science of Life
Ping balik: It’s Been 4 Years and Still Counting | The Science of Life