Mesakke Bangsaku: Cara Pandji Mengasihani Indonesia


20130914-IMG_7011

Saya sudah mengikuti karir Pandji Pragiwaksono sebagai komika sejak awal stand up comedy booming di Indonesia. Mulai dari nonton open mic di beberapa tempat melalui youtube, nonton di beberapa acara stand up comedy di TV, sampai membeli DVD Bhineka Tunggal Tawa –stand up show pertama Pandji- pun saya lakoni. Bahkan saya ikut berebut pre order DVD Box Set INDONESIA: #GR8DES beberapa waktu lalu demi DVD Merdeka Dalam Bercanda –stand up show kedua Pandji-. Sebenarnya saya juga ingin nonton langsung Pandji ber-stand up comedy. Tapi kenyataan bahwa saya tinggal di tempat yang jauh dari pusat negeri terkadang menjadi penghalang dari sebuah keinginan.

Beruntung Banda Aceh memiliki komunitas Stand Up Comedy yang solid dan aktif, yaitu @StandUpIndoBNA. Saya yakin karena ada komunitas inilah, kota Banda Aceh dilirik oleh beberapa komika terkenal di Indonesia dalam tur stand up comedy mereka. Tercatat dua komika kondang yang sering tampil di TV, Mongol dan Sammy, sudah melakoni tampil di depan publik Aceh. Namun sayang saat mereka tampil saya pun absen menonton karena sedang berada di luar Banda Aceh. Berkat @StandUpIndoBNA inilah Pandji berkenan memasukkan Banda Aceh sebagai salah satu kota yang disinggahi dalam tur Mesakke Bangsaku.

Hari sabtu, 14 September 2013, kurang lebih pukul 20.30, acara yang disponsori oleh @smartfrenworld dan diadakan di ACC Sultan Selim II Banda Aceh ini dibuka oleh MC Kassa Adhica dengan kocak. Salah satu founder @StandUpIndoBNA ini mampu membuka suasana dengan renyah. Menu pembuka berupa penampilan komika lokal dan komika tamu juga di luar ekspektasi saya. Adalah seorang komika lokal bernama Bayak Kusuma yang diberikan amanah untuk memanaskan suasana. Sempat underestimate dengan penampilan Bayak, karena dalam beberapa open mic menurut saya kurang bagus, ternyata Bayak menggila. Pemuda asal Takengon ini berhasil. Dari bit bertema lokal Aceh sampai kisah cinta pribadi sukses mengundang tawa para penonton.

Penampilan kedua adalah Yudha Khan, komika asal Cirebon yang dibawa Pandji ikut dalam tur ini. Walaupun terlihat di beberapa bit agak kurang sampai ke penonton, namun secara keseluruhan Yudha berhasil mengambil hati penonton. Terbukti dari gelak penonton yang terpingkal-pingkal. Salah satu bit Yudha yang saya ingat kurang sampai ke penonton adalah bit di mana dalam punchline ada kata bonteng. Mungkin Yudha lupa mayoritas audiens adalah orang Aceh yang lebih familiar sama ketimun dibandingkan sama bonteng. Hanya seorang yang saya lihat terbahak-bahak dengan bit ini, seorang kawan yang berasal dari Indramayu, sebuah kota yang letaknya berdekatan dengan Cirebon. Untungnya Yudha mempunyai bit bit tentang kesamaan Aceh dan Cirebon yang dikenal dengan keislamannya. Bit itulah yang sukses memecahkan ruangan berisi 300-an lebih penonton.

Usai penampilan Yudha, saat yang ditunggu-tunggu pun tiba. Lagu berjudul Borju milik Neo menghentak dibarengi dengan Pandji masuk ke tengah panggung. Setelah menyapa semua yang hadir, Pandji mulai menyampaikan kegelisahan-kegelisahannya tentang masalah bangsa dengan gaya khasnya. Set up berupa data dan fakta miris yang ada di negara ini selalu bisa ditutup dengan punchline yang “nonjok” banget dan pastinya bisa membuat semua yang hadir terbahak-bahak. Mulai data BPS tentang golongan-golongan minoritas di Indonesia sampai tentang keadaan pendidikan kita sukses diramu Pandji menjadi bit yang nge-kill. Namun yang paling saya suka adalah bit bertema politik. Pandji mampu menyampaikan permasalahan-permasalahan politik menjadi fun untuk dibahas dan diikuti. Politik yang sepertinya menakutkan, panas, penuh intrik, dan berpotensi membuat orang jadi sensitif, iri, dengki, musuhan, bahkan bunuh-bunuhan, di tangan Pandji berubah menjadi guyonan segar.

Pengalaman-pengalaman hidup Pandji sendiri terutama dalam kehidupan berkeluarga juga ikut dijadikan bahan bercandaan. Kebiasaan ngorok Pandji waktu tidur sampai tentang lucunya Adilla Dipo Wongsoyudo yang lebih akrab disapa Dipo, putra Pandji sendiri, mengisi set menjadi lebih akrab. Dan salah satu set yang membuat perut saya sakit adalah saat Pandji menceritakan kegoblokan beberapa kejadian pencurian mesin ATM.

Di akhir set, Pandji menyampaikan kesimpulan dan solusi dari permasalahan bangsa yang menurut saya aplikatif untuk dilakukan semua orang. Ternyata bukan hanya memberikan hiburan, menonton Mesakke Bangsaku juga mau tidak mau membuat berpikir dan tergerak untuk ikut menyelamatkan bangsa.

Dan sebelum menutup acara, Pandji memberikan kesempatan bagi audiens yang ingin bertanya atau menyampaikan uneg-uneg. Saya belum pernah melihat stand up show secara langsung sebelumnya, jadi saya tidak tahu apakah semua komika juga melakukan hal yang sama, tapi saya mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pandji. Reaksi atas Mesakke Bangsaku bisa langsung terlihat. Pertanyaan-pertanyaan berbobot pun muncul. Sampai-sampai Pandji bilang bahwa baru di Banda Aceh yang penontonnya sangat bersemangat bertanya tentang politik.

Sudah lama saya melihat sosok Pandji sebagai orang yang memiliki kepedulian tinggi dengan keadaan negeri ini dan ikut melakukan sesuatu untuk mengubahnya. Jelas terlihat di buku-bukunya seperti Nasional.is.me dan Berani Mengubah, postingan di blognya, kicauan di twitter, dan tentu saja dari bit bit stand up comedy-nya. Dan, melalui karya-karyanya itu bisa menularkan semangat positif kepada orang lain. Paling tidak bagi saya sendiri. Usai nonton Mesakke Bangsaku, dan sambil nulis review ini, saya dan istri sempat berdiskusi panjang tentang Pemilu 2014. Dan, bukan hanya saya yang jadi lebih aware dan peduli dengan permasalahan bangsa, saya yakin penikmat karya-karya Pandji yang lain pun akan begitu.

Di luar setuju atau tidak setujunya penonton dengan materi di Mesakke Bangsaku, karena memang setiap orang pasti punya pemikiran sendiri-sendiri, menurut saya Pandji sangat berhasil menyampaikan pesan bagus tentang bagaimana kita harus melakukan sesuatu untuk bangsa ini. Jangan hanya merasa mesakke, kata dalam bahasa jawa yang berarti kasihan, tapi kita juga dituntut untuk melakukan hal positif untuk Indonesia sesuai dengan kapasitas masing-masing. Ya, Mesakke Bangsaku adalah cara brilian Pandji mengasihani Indonesia.

Tulisan ini menjadi pemenang kontes #SmartReview Banda Aceh

Tulisan ini menjadi pemenang kontes #SmartReview Banda Aceh