Menghalau Sendu di Lhok Seudu
Suasana hati saya mendadak sendu saat istri menyampaikan kabar kemunduran jadwalnya datang kembali ke Banda Aceh. Jadwal yang semula direncanakan tanggal 1 Februari, terpaksa mundur entah sampai kapan karena proses resign istri yang berbelit di perusahaannya. Ah, andai jarak Banda Aceh – Bintan hanya beberapa langkah, tentu sendu tak akan mendekati hati saya saat menghadapi akhir pekan panjang tanpa kehadiran istri.
Mungkin saya tak akan merasakan begitu sedih jika akhir pekan kemarin bukan long weekend. Mungkin hati saya masih terasa ramai jika teman-teman sepermainan tidak mudik atau liburan ke luar kota. Saat berjauhan dengan istri, bertepatan dengan long weekend tapi teman sepermainan menghilang, rasanya sepi.
Harapan untuk tak sendu datang saat Hanung, seorang sahabat dari Langsa, mengabarkan kedatangannya ke Banda Aceh. Tekad untuk menghabiskan akhir pekan panjang dengan sesuatu yang mengasyikkan langsung menyala. Saya menghubungi beberapa kawan dan rekan yang kira-kira sama sendunya dengan saya. Menemani saya dan Hanung, terjaringlah Mas Irfan, rekan kerja saya, bersama istri dan anaknya; Nanang, seorang rekan kerja juga; dan Pak Simon, seorang Kepala Seksi di kantor saya yang kebetulan sedang menggalau karena dimutasi ke Jambi. Kami berenam akhirnya memutuskan untuk menyambangi Lhok Seudu pada sabtu (1/2) pagi yang cerah.
Saya baru tahu tentang Lhok Seudu dari tulisan Bang Hijrah. Sepertinya, Lhok Seudu ini adalah destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Besar. Terbukti, hanya ada kami saat sampai di sana. Pemandangan Lhok Seudu paling indah dinikmati dari cafe Ujoeng Glee, sebuah cafe di pinggir jalan raya Banda Aceh – Calang yang terletak di atas bukit. Beruntung hari itu cerah, sehingga pemandangannya bisa cantik maksimal seperti ini..
Tak banyak basa-basi, kami langsung memesan boat berdasar kaca untuk membuktikan keindahan alam bawah laut Lhok Seudu yang diceritakan oleh Bang Hijrah. Tak perlu pula menunggu lama, kami langsung bisa menaiki perahu yang cukup untuk sepuluh orang ini. Selama satu jam kami akan dipandu oleh Bang Zulkifli ber-Lhok Seudu Cruise melihat pemandangan alam bawah laut melalui kaca di dasar perahu.
Menuruni tangga di samping cafe, kami menuju dermaga boat. Di dasar tangga, kaki kami menjejak tanah beraspal. Di sepanjang pantai juga berserak bebatuan beraspal. Terlihat jelas bahwa ini adalah jalan raya sebelum tsunami. Di dekat dermaga, jalan beraspal itu menjadi separuh karena terkikis air laut. Bukti dahsyatnya tsunami selalu bisa terbaca di mana-mana.
“Wisata naik boat ini baru ada sekitar 3 bulan lalu. Dan di sini baru ada 1 boat ini”, Bang Zul bercerita saat saya mengkonfirmasi dugaan bahwa wisata Lhok Seudu ini baru dikembangkan. “Dari dulu sudah terkenal sebenarnya. Tapi hanya di kalangan para pemancing ikan”, lanjutnya sambil menatap para pemancing ikan yang sedang asyik di kejauhan.
Berbeda dengan cerita tentang arti nama Lhok Seudu yang ditulis Bang Hijrah, menurut Bang Zul, Lhok Seudu berarti teluk yang tenang. Lhok artinya teluk, dan Seudu memiliki arti tenang. Entah benar atau tidak. Tapi, dilihat dari antengnya air laut di sana, pantaslah kalau dibilang teluk yang tenang.
Teriknya matahari dan birunya langit menularkan warna hijau tosca pada air laut. Di balik jernihnya air laut, terumbu-terumbu karang mulai terlihat. Boat semakin menengah. Kelebatan-kelebatan terumbu semakin nyata. Walupun tidak terlalu beragam, paling tidak terumbu karang ini mengindikasikan laut yang sehat tanpa polusi. Sesekali terlihat ikan berwarna biru seperti Dory di film Finding Nemo berkeliaran. “Dulu sebelum tsunami lebih bagus lagi terumbu karangnya. Yang sekarang baru tumbuh setelah tsunami”, Bang Zul yang juga berprofesi sebagai nelayan menambahkan.
Perjalanan selama satu jam terasa cukup, tak kurang dan tak lebih. Saatnya kembali dan menyantap hidangan ikan bakar dan sayuran yang sudah kami pesan sebelumnya untuk makan siang. Entah karena kelaparan atau memang masakannya enak, kami makan dengan lahap. Bahkan, saya sampai nambah nasi. Hati sih sedang bersendu, tapi makan tetap berjibun. Adzan dzuhur berkumandang tepat ketika makanan sudah tandas. Saatnya melanjutkan perjalanan. “Ari ini, mentang-mentang saya mutasi baru diajak jalan-jalan gini. Dulu-dulu gak pernah diajak jalan-jalan. Atau, jangan-jangan saya diajak karena kalian butuh mobil aja nih?”, Pak Simon berkelakar saat roda mobil yang kami naiki menggelinding menuju Geurutee. Semoga sih perjalanan singkat ini bisa berkesan di akhir masa jabatan Pak Simon.
Makin banyak aja nih destinasi di aceh..makan banyak yg wajib di sambangi saat ke sana nanti..walau belum tau entah kapan..
SukaSuka
Ditunggu kedatangannya di Aceh ya Ndra 😀
SukaSuka
Cantik sekali Mas Lhok Seudunya. Beneran terusir deh galaunya. Semoga proses resignnya istri bisa segera beres Mas..
SukaSuka
Makasih Mas. Amin buat doanya 😀
SukaSuka
Aku mau dong ke Lhok Seudu 😆 << ini maksudnya lapor apa? biar dittir raktiket PP? atau?
SukaSuka
Harus galau dan sendu dulu mbak baru ke Lhok Seudu! Tiket PP bisa sih gratisin, tapi tiket bus ya mbak :p
SukaSuka
uwaaaa..keren banget 😀
SukaSuka
iya. Itu juga reaksi pertama saya pas ke sana 😀
SukaSuka
sepertinya aku punya alasan nih untuk bertandang ke negeri seribu keindahan… 😀
SukaSuka
Alasannya sendu apa enggak mbak? :p
SukaSuka
nggak lahhhhh… alasannya karena aku rindu kaliaaaaaaaannnn…. ha ha ha ha ha ha… tunggu sampai kalian berkumpul jadi satu… baru aku ntar meluncur ke sana yaaaa…. he he he he
SukaSuka
Hehehehe.. Sip mbak. Kami tunggu 😀
SukaSuka
eh tapi tapi tapi… dek… lihat berita… katanya razia ketat di aceh soal busana….
wahhhhh… gimana dong… secara aku ini… 😦
SukaSuka
Asal berpakaian sopan dan tertutup gak masalah kok mbak. Gak sering juga kok ada razia di Banda Aceh. Berita aja itu yg suka lebay. 😀
SukaSuka
Cakep banget mas tempatnya, Aceh kayanya punya banyak pantai2 cantik begini ya 🙂
SukaSuka
Banyak banget emang pantai-pantai cantik di Aceh 😀
SukaSuka
Iya, saya belom pernah ke aceh, jadi belum pernah lihat pantai2 cantik di sana 😀
SukaSuka
Semoga nanti segera main-main ke Aceh ya Lia 🙂
SukaSuka
Wah, Lhok Seudu yang sekarang indah sekali yaaa? Terlihat lebih terawat dan siap menyambut wisatawan tampaknya. Jadi kangen pulang kampung deh. Alhamdulillah ya Allah, indahnya alam Aceh lon sayang. Trims postingannya yaaaaa. 🙂
SukaSuka
Iya kak. Makasih udah mampir 😀
SukaSuka
masih perawan 🙂
SukaSuka
iya. Hardcore juga lho.. *nyambung ke komen2 di grup tadi pagi* :p
SukaSuka
hihihihi… udah pada mulai merusuh lagi…. wkwkwkw
SukaSuka
Pusing kalau ngikutin kalian. Aku mantau aja deh. Hahaha :p
SukaSuka
jangan segan untuk menegur ya min 🙂
SukaSuka
lama banget ya prosesnya AR, aku pikir 2 months notice aja udah cukup hehe
SukaSuka
Itulah mbak. Kalau inget perusahaan itu jadi emosi. Hanya bisa sabar menunggu sekarang. Hehehe..
SukaSuka
moga2 gak lama lagi deh ya 🙂 orang sabar kan katanya banyak rejeki haha
SukaSuka
Amin 😀
SukaSuka
Kalau ke sana, dijamin aku pasti tambah sendu dan galau. Lha tempate syahdu ngono hahahaha
SukaSuka
Sendu dan galau gak gelem mulih ya mbak? Haha..
Aku nyoba ah kalau istri udah ke sini lagi mau tak ajak ke sana. Kalau buat pacaran kayaknya gak bikin sendu deh mbak. :p
SukaSuka
Kesimpulane…harus ke sana bawa pacar! baiklah hahaha
SukaSuka
wooow pemandangannyaaa… jadu tambah niat nabung buat ake Aceh nih
SukaSuka
Yuk mas ke Aceh 😀
SukaSuka
Gleeekkkkkkkkk itu menu makan siangnya bikin ngilerrrrrr >_<
jadi bagusan mana Lhok Seudu sama Halong Bay?
SukaSuka
Huahahahaha.. pertanyaannya susah. Ya gak bisa dibandingin sih. Di ha long yg diliat limestone sih. Kalau di sini terumbu karang. Aku pilih Ha Long deh, krn waktu itu ke sananya sama istri :p
SukaSuka
ahhh…aceh..kampung halaman yang belum pernah terjejak. akan kesana secepatnya, ahhh…
SukaSuka
Wah, orang Aceh ya? Ayo pulang sini. hehe..
SukaSuka
kampung bapak sih…akan segera mampir…ntar bole nanya2 yaa…
SukaSuka
Siap!! Dengan senang hati saya akan membantu 🙂
SukaSuka
wah sepertinya bawah lautnya keren ni buat snorkling ya 😀
SukaSuka
iya bro. Tapi kayaknya belum banyak tuh yg snorkeling di sini
SukaSuka
emang boleh snorkling gak ya ? atau harus naek boat itu aja untuk melihat bawah laut disitu ?
SukaSuka
Pas aku tanya, boleh-boleh aja sih sorkeling. Tapi ya harus bawa alat sendiri. Gak ada yg nyewain soalnya
SukaSuka
owh ok pas kali itu kebetulan alatnya udah ada ni.. penasaran dengan bawah laut disitu hehe 😀 Thanks infonya ni 😉
SukaSuka
Wuihh.. kapan mau ke sana bro?
SukaSuka
Kapan nih mau ke sana?
SukaSuka
Ping balik: Homepage
Ping balik: Homepage
waaah, ada destinasi baru nih yg siap disambangi
lirik gambar terakhir jadi kriuk-kriukk …hehehe
SukaSuka
Ayo mbak! Aku temenin deh ke sini 😀
SukaSuka
Ping balik: Rangkuman Perjalanan 2014 | The Science of Life
ah inilah bang Ari.. habis sudah aceh di jajahnya.. kemana kita pergi, ada ceritanya di blog ini.. 😀
jadi nunda dulu deh ceritainnya.. btw ntar foto2nya pinjem ya?? 😀
SukaSuka
Ayo bang diceritain gimana Lhok Seudu sekarang.. Ini kan kunjungan kami ke sana udah lama..
SukaSuka
Ping balik: Banda Aceh – Meulaboh, Sekeping Kenangan Road Trip Bersamanya | The Science of Life