Sisi Lain Keindahan Geurute


20140201-IMG_8286-2

Lanskap Geurute

Pernah melihat lanskap di atas? Melihat lewat gambar atau secara langsung? Bagi yang sudah pernah melihat, pasti bisa menebak. Ya, namanya Geurute. Geurute menjadi salah satu iconic landscape jalur Banda Aceh – Calang. Letaknya yang berada di puncak bukit sekaligus tepat di pinggir jalan raya memungkinkan para pelintas kabupaten dari Banda Aceh menuju sepanjang pantai barat Aceh atau sebaliknya, rehat di sana. Selain melepas lelah, tujuannya juga untuk rekreasi. Apalagi kalau bukan untuk menikmati lanskap indah seperti gambar di atas. Sepanjang jalan, berjejer warung-warung kopi. Menyesap hangatnya kopi atau mengunyah kudapan-kudapan ringan sambil menyaksikan panorama menggoda, pasti lelah pun akan sirna.

Tapi di balik keindahan itu, ada sesuatu yang menggelitik otak saya. Akhir pekan lalu, saya dan beberapa teman berkunjung ke sana. Kami sengaja membawa durian yang kami beli di daerah Lhoong untuk kami nikmati bersama sambil bersantai di Geurute. Kami memilih warung yang berada di tengah, sebuah warung yang memiliki bagian belakang yang cukup luas dan menjorok agak jauh dibanding dengan warung-warung sebelah.

20140201-IMG_8298-2

Atasnya terpaksa saya crop, ada baliho partai soalnya

Awalnya kami biasa saja duduk santai sambil bersenda gurau. Namun, lama kelamaan saya agak terganggu dengan suara berisik yang berasal dari bawah warung yang memang berada di atas jurang. Saya pun melongokkan kepala ke arah suara itu. Ternyata di sana ada sekelompok monyet ekor panjang yang berebut sisa-sisa makanan. Bukan sisa makanan biasa, tapi sampah! Saya syok. Di bawah sana penuh dengan sampah plastik. Bersanding dengan lanskap memukau, ternyata ada pemandangan yang menodai mata.

Untung sore itu kami tidak menikmati produk yang berpotensi menambah sampah plastik. Kami memesan minuman yang dihidangkan di gelas. Memang sih kami membuang kulit dan biji durian ke jurang itu juga, tapi kalau kami boleh membela diri, kan yang kami buang sampah organik, sampah yang gampang membusuk. Sisa-sisa buah duriannya juga bisa dimakan oleh binatang di bawah sana. Walaupun pada akhirnya kami pun membeli minuman kemasan plastik, kami bawa botol-botol plastik milik kami itu ke mobil. Karena saya yakin, bukan cuma pengunjung saja yang membuang sampah di sana. Kalaupun kami tinggal di meja, pasti si pemilik warung akan membuangnya ke sana juga.

20140201-IMG_8289-2

Sampah yang dikerumuni kawanan monyet

20140201-IMG_8292-2

Sampah tepat di bawah warung

Sedih gak sih di Geurute tersimpan sisi lain yang tidak menyenangkan seperti sampah ini? Kalau seperti ini terus, bukan tidak mungkin polusi alam akan merenggut keindahan Geurute. Buat yang udah pernah berkunjung ke sana, hayo ingat-ingat lagi pernah ninggalin sampah plastik gak di sana? Buat yang belum pernah ke sana, kira-kira akan pedulikah soal sampah setelah membaca ini? Hmmm.. *Kemudian berubah jadi Wall-E, bersihin sampah*