Melipir ke Bandung untuk Family Traveling
Ini adalah traveling pertama jarak jauh kami bertiga, saya, istri, dan Bara. Bandung menjadi tujuan weekend escape kami. Sekedar ingin bersantai, kami memilih kawasan Braga untuk disinggahi. Alasannya, jejeran bangunan kuno, museum, lokasi bersejarah, dan nuansa klasik selalu berhasil menarik perhatian kami.
Saya selalu suka berkunjung ke Bandung. Kota ini, untuk ukuran kota besar di Indonesia, bisa dibilang sangat bersahabat bagi pejalan kaki. Sepanjang kami berjalan kaki dari Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika, trotoarnya cukup lebar. Namun kami sedikit kurang nyaman saat berjalan kaki di kawasan Pasar Baru karena banyak pedagang kaki lima di sekitar trotoar.
Wisata jalan kaki kami dimulai dari Jalan Braga. Menyusuri jalan ini, saya teringat beberapa tahun lalu saya dan seorang teman juga menjelajahi jalan ini. Tempat yang sama, berbeda waktu, dan berbeda teman perjalanan. Berwisata bersama orang terkasih memang berbeda rasanya. Lebih membahagiakan. Apalagi saat melihat Bara yang saya gendong, kepalanya menengok ke sana ke mari, bola matanya berbinar penuh rasa penasaran, melihat suasana baru yang belum pernah dilihatnya berupa bangunan-bangunan kuno. Mengundang senyum dan rasa gembira di hati saya.
Menikmati suasana sore Braga, kami menghabiskan waktu cemal-cemil di restoran Braga Permai. Saya langsung suka begitu masuk ke restoran ini. Berbagai macam sajian roti stick disajikan gratis sebagai sajian selamat datang. Kami pun memesan sebuah pizza, es krim, dan mocktail. Restoran ini termasuk tempat bersejarah di Jalan Braga. Berdiri pada tahun 1923, restoran ini dulunya merupakan penyedia kuliner Kerajaan Belanda. Walaupun menawarkan nuansa klasik tempo dulu, harga makanan dan minuman di restoran ini relatif tidak mahal. Apalagi dengan rasa makanan dan minuman yang cocok dengan lidah kami, rasanya kami ingin mencoba menu-menu yang lain. Sementara saya dan istri asyik menyantap menu yang kami pesan, Bara malah asyik ngemut-ngemut taplak meja! Hahaha..
Penjelajahan lebih lanjut kami lakukan keesokan harinya. Selain menyusuri Jalan Braga, kami juga menyusuri Jalan Asia Afrika. Di sana masih banyak sisa-sisa properti pelengkap event peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Salah satu yang menarik adalah standing figure para pemimpin dunia yang ikut dalam KAA. Karena masih terlalu pagi dan museumnya belum buka, kunjungan ke Museum Konferensi Asia Afrika kami urungkan. Niatnya sih mau berkunjung ke museum usai bermain-main di alun-alun Masjid Raya Bandung. Tapi karena tertarik berkunjung ke Pasar Baru, akhirnya malah tidak jadi berkunjung ke museum.
Menikmati pagi di Bandung, sepertinya paling enak melipir ke kompleks alun-alun Masjid Raya Bandung. Memang, Bandung beruntung memiliki walikota seorang arsitek yang mampu menyediakan banyak areal terbuka hijau. Areal sekitar masjid yang dulunya bernama Masjid Agung Bandung dan berdiri pada tahun 1812 ini disulap menjadi areal terbuka berupa alun-alun lengkap dengan taman bunga lapangan berumput sintetis. Tak ayal, banyak warga Bandung dan wisatawan yang menghabiskan waktu paginya bercengkerama di kawasan tersebut. Bukan hanya anak-anak yang riang gembira bermain, muda-mudi dan pengunjung lainnya pun membuka pagi hari mereka dengan senyum merekah di sana. Tak jarang, warna hijau cantik lapangan itu menarik orang untuk berfoto berlatar bangunan masjid. Ya, selfie menjadi hal yang sepertinya wajib dilakukan di sini. Bara yang tadinya sudah tertidur di dalam gendongan pun terbangun sumringah saat melihat suasana alun-alun pagi itu.
Puas melihat-lihat kompleks alun-alun ini, kami beranjak menyusuri Jalan Otto Iskandardinata menuju ke Pasar Baru Trade Center saat sinar matahari mulai menyengat. Mungkin banyak orang yang jika ke Bandung tujuan utamanya adalah belanja di factory outlet yang tersebar di kota Bandung. Tapi kami memilih berbelanja di Pasar Baru. Pasar Baru yang dahulu bernama Pasar Baroeweg ini sudah ada sejak tahun 1896. Sejak dulu sampai sekarang Pasar Baru dikenal sebagai pusat perbelanjaan pakaian jadi. Kabarnya, harga pakaian jadi di Pasar Baru relatif lebih murah. Terdiri dari 8 lantai, kami hanya menjelajah lantai basement dan lantai 1. Di 2 lantai tersebut, pakaian yang banyak ditawarkan adalah pakaian muslim. Berbekal keahlian menawar yang sudah tersohor, istri saya berhasil memperoleh beberapa lembar pakaian dengan harga yang relatif murah. Untungnya, Bara tertidur nyenyak di gendongan saya. Jadi, istri pun lebih leluasa berbelanja.
Ada satu kelebihan saat belanja di Pasar Baru. Banyak kios dan toko di sana tidak hanya melayani pembayaran secara cash, tetapi juga pembayaran dengan kartu debit dan kartu kredit. Namun sayangnya, sepanjang Jalan Otista dan di depan gedung Pasar Baru masih terdapat banyak pedagang yang menempati trotoar sehingga membuat pengunjung kurang nyaman. Sepertinya masalah itu menjadi PR yang harus diselesaikan oleh Pak Ridwan Kamil.
Puas berbelanja, kami lanjut berjalan kaki kembali ke Jalan Braga. Lama tidak berjalan kaki jauh, ditambah beban gendong Bara, ternyata tenaga kami cukup terkuras. Saatnya menikmati jam-jam terakhir gegoleran di hotel sebelum check out.
Ternyata tidak merepotkan kok mengajak bayi berusia 5 bulan jalan-jalan. Sangat menyenangkan malah. Ini adalah pengalaman pertama family traveling jarak jauh kami bertiga. Dan yang pasti bukan yang terakhir akan kami lakukan. Traveling bersama bayi mungkin ribet. Bayi pasti rewel. Tapi sebagai orang tua, tentu kami harus pintar-pintar mengatasinya.
Tips Singkat Traveling bersama bayi:
- Pilih moda transportasi yang tepat dan nyaman
Jika menggunakan transportasi umum darat untuk perjalanan jarak jauh, kami lebih memilih kereta api atau travel yang relatif lebih nyaman dibandingkan bis. Dari Bintaro menuju Bandung, kami menggunakan travel Xtrans, dan melanjutkan perjalanan dari Bandung menuju Indramayu menggunakan kereta api. Tentu saja, dibandingkan menggunakan transportasi umum, akan lebih nyaman jika menggunakan kendaraan pribadi.
- Pilih hotel yang letaknya strategis dengan tujuan wisata
Agar lebih nyaman untuk bayi kami, kami memilih favehotel Braga yang terletak di pusat Jalan Braga, saat berwisata di kawasan Braga.
- Pilih dan tentukan lokasi wisata yang tepat
Ini sangat penting dilakukan untuk menjamin kelancaran traveling. Tidak mungkin bukan berwisata alam yang ekstrim seperti naik gunung atau arung jeram dilakukan bersama bayi? Mungkin saja sih jika dilakukan dengan persiapan yang sangat matang. Tapi, karena kami bukan pendaki gunung ataupun yang rela ribet berkunjung ke lokasi wisata alam bersama bayi, kami memutuskan untuk traveling bersama bayi di lokasi wisata kota saja.
- Pilih dan pastikan menggunakan pakaian yang nyaman dan gak ribet
Ini terutama berlaku baik buat bayi ataupun ibu yang sedang menyusui. Pakaian bayi yang nyaman dapat mengurangi tingkat kerewelan bayi. Bagi ibu menyusui, pasti membuat kegiatan menyusui nyaman dilakukan di mana saja.
- Pilih dan gunakan baby carrier yang tepat.
Karena berencana melakukan perjalanan jalan kaki yang cukup jauh, kami membawa baby carrier yang bentuknya ergonomis. Pilihan kami adalah baby carrier merk boba. Terbukti, selama digendong dengan boba, Bara tidak pernah rewel. Bahkan sepanjang perjalanan jalan kaki lebih banyak dihabiskannya dengan tidur. Selain itu, pemilihan baby carrier yang tepat juga membantu saya agar tidak capek. Selain boba, kami juga membawa gendongan jarik samping. Gendong samping dipakai oleh istri saat berada di kendaraan umum, boba saya yang pakai saat berjalan kaki.
- Jangan lupa perlengkapan bayi dibawa selengkapnya
Kalau kami, perlengkapan yang wajib dibawa saat traveling adalah: disposable diapers, kapas basah untuk membersihkan poop, mainan kesayangan Bara (2 buah teether untuk mainan gigit Bara), tissue, pakaian bayi, dan perlengkapan mandi bayi. Karena kami hanya memberi ASI dan tidak memberi susu formula kepada Bara, jadi tidak perlu ribet bawa botol susu, susu bubuk, dan termos air panas. Semua paket sudah tersedia pada ibunya 😀
bara jalan2 ke bandung euy….
SukaSuka
Iya dong Om. Gak mau kalah nge-hits dari Om Danan dong 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Ah pengen nyamperin bara
SukaSuka
Ayo Om kita ketemuan klo pas di jakarta. Kemaren pas om danan ke Jkt tempatnya jauh dari Bintaro sih.. hehehe
SukaSuka
Iya nih pengen ke jakarta… bintaro ada mrt ngga
SukaSuka
Naik KRL bisa.. turun stasiun sudimara tuh yg paling deket sama tempat kami
SukaSuka
Waaaaaaw….Bara kecil-kecil udah diajak traveling mama papa. Calon traveler masa depan 😀
SukaSuka
Hehehe.. iya nih. Bara seneng diajak jalan-jalan 😀
SukaSuka
Ahhh kangen Bandung, pengen ke braga permai juga ajak ayah ibu
SukaSuka
Seru buat nostalgia deh ini Braga Permai. Nuansanya klasik 😀
SukaSuka
Asiiiik, Bara beruntung punya orangtua pehobi jalan2. 😀
SukaSuka
Saking hobi jalan-jalannya, bapak n ibu Bara gak betah kalau tiap akhir pekan di rumah aja 😀
SukaSuka
Kalo Bara nya udah gedek ajak juga ke situ patenggang ya hehe
SukaSuka
Siap! Kebetulan belum pernah ke situ patenggang nih kami 😀
SukaSuka
Aku penasaran ke Alun2 Masjid Raya deh, banyak fotonya di instagram yang fotogenik banget… Aku ke Bandung dulu cuma bentaran doaaaaaaaanggg… Duh gak bisa bayangin betapa capeknya ngetrip sambil gendong gitu haha
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Lid. Alun-alun Masjid Raya ini emang instagramable banget.
Sama aja lah gendong Bara sama gendong DEUTER. Bedanya kalau gendong DEUTER gak gerak-gerak, Bara bisa gerak-gerak gak terduga gitu. Hahaha..
SukaSuka
Doh, si Bara ngemutin taplak meja, imuuut banget anak ini, pipinya minta dicubit-cubit, menggemaskan sangat anakmu ini, Mas, tetaplah lucu dan menggemaskan! :hehe.
Itu restoran Braga Permai mirip restoran Tip Top di Medan ya Mas, menu-menunya bernuansa kolonial. Menarik sekali! Ah saya belum pernah ke Bandung, aturan jelajah sana dulu ya :hehe.
SukaDisukai oleh 1 orang
Udah lama gak ke Bandung karena males macetnya. Tapi setelah baca blog ini jadi tertarik lagi nih mau main2 ke Bandung.
SukaSuka
seumur2 kebandung, belum pernah mampir ke masjid.. ketahuan banget ya bejatnya ya bang? hahahaha
SukaSuka
Gpp Bang.. Yang penting kalau di Aceh sering mampir ke masjid 😀
SukaSuka
Pake Boba beneran ringan gaak? Itu berapa harganya waktu beli? Haha tanya ini ga salah fokus kan? ;D
SukaSuka
Berdasarkan pengalaman sih cukup ringan karena mirip ransel gitu, bebannya dibagi di pundak sama di pinggang. Harga silakan dicek di boba.com atau di toko2 online bayi seperti bilna.com atau yang lainnya.
SukaSuka
Alun-alun masjid itu hits banget. Beberapa waktu lalu ke Bandung mampir sana, pas hari Sabtu. Gilaaaaa.. Panas terik matahari menyengat, tapi depan masjid itu rame banget oeu orang 😀
SukaSuka
Iya, emang lagi hits banget itu. Tips dateng ke sana sih pagi hari biar lebih sepi. Kami ke sana sekitar jam 8 gak rame banget sih
SukaSuka
Ciyeee, Bara udah sampe Bandung ciyeee .. 😀
SukaSuka
Biar gak bosen di Bintaro aja nih, makanya Bara diajak melipir ke Bandung 😀
SukaSuka
Dulu pas ke sana, alun2nya belum sekece ini. Sekarang keren bangeeeettt
SukaSuka
Dulu, pas Mbak Dian ketemu kami juga blm ada Bara. Sekarang Bara udah hampir 6 bulan usianya :p
SukaSuka
Ping balik: Rangkuman Perjalanan 2015 | The Science of Life
Ping balik: The Science of Life
Ping balik: 3 Tempat Wisata Belanja Seru dan Unik di Bandung | The Science of Life