Terkenang Lontong Tuyuhan Khas Rembang


Namanya Anton Ego. Ia seorang kritikus makanan yang terkenal ‘pedas’. Jarang sekali ia terpuaskan oleh hasil masakan para koki terkenal. Sampai suatu ketika ia dibuat ‘melayang’ kembali ke masa lalu saat Remy, seekor tikus yang berprofesi sebagai koki, menghidangkan ratatouille, masakan tradisional asal Prancis. Ya, saking enaknya sajian tersebut, membuat sang kritikus terkenang dengan perasaan bahagia saat ia menyantap lezatnya ratatouille buatan ibunya waktu kecil. Itulah sepenggal adegan dalam film animasi produksi Pixar, Ratatouille. Satu pesan yang dapat diambil dari penggalan adegan tersebut yaitu pengalaman makan suatu masakan bisa memunculkan kembali perasaan bahagia di masa lalu. Itulah yang saya rasakan saat menyantap Lontong Tuyuhan.

Lontong Tuyuhan adalah kuliner khas Kabupaten Rembang yang mirip dengan lontong opor. Perbedaannya dengan lontong opor adalah kekentalan kuah dan rasanya. Lontong tuyuhan memiliki kuah santan yang lebih encer dibandingkan lontong opor. Rasanya pun terasa sedikit lebih pedas dengan rempah yang terasa lebih ringan dibandingkan lontong opor.

Kuliner Khas Rembang, Lontong Tuyuhan

Kuliner Khas Rembang, Lontong Tuyuhan

Beberapa waktu lalu, saya berkunjung ke Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan, Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Kabupaten Rembang. Teriknya matahari siang itu menambah rasa lapar dalam perut. Melihat warung-warung kecil yang berderet dan menjajakan masakan yang sama, yaitu lontong tuyuhan, saya jadi bingung. Bingung memilih warung yang mana. Kalah dengan kemauan perut yang sudah keroncongan, tanpa banyak berpikir, saya singgah di salah satu warung yang cukup ramai. Langsung saya memesan 1 porsi lontong tuyuhan berlauk brutu ayam, bagian tubuh ayam yang paling saya sukai. Di sini memang bisa memesan lauk berbagai macam bagian tubuh ayam yang tidak umum seperti leher, kepala, ceker, ataupun brutu (ekor).

Bentuk lontongnya segitiga lho

Bentuk lontongnya segitiga lho

20140921-IMG_9913

Lontong Tuyuhan berluk brutu ayam. Ini favorit saya.

Selain rasanya yang nikmat, lontong tuyuhan memiliki keunikan tersendiri dibanding sajian lontong lain. Lontong, biasanya dibungkus daun pisang berbentuk lonjong atau dibungkus plastik berbentuk persegi. Namun, lontong yang digunakan untuk menyajikan lontong tuyuhan, walaupun dibungkus juga dengan daun pisang, namun memiliki bentuk segitiga. Keunikan lainnya, mayoritas penjual lontong tuyuhan adalah seorang pria. Hal ini disebabkan oleh adanya mitos bahwa lontong tuyuhan akan memiliki cita rasa yang lebih lezat jika disajikan oleh seorang pria. Keunikan berikutnya, konon yang membuat rasa lontong tuyuhan begitu khas adalah air yang digunakan untuk memasak berasal dari tanah Desa Tuyuhan. Tanpa air yang bersumber dari bumi Tuyuhan, sajian lontong tersebut akan terasa kurang sedap. Oleh karena itu, jika lontong tuyuhan dijual di luar daerah Rembang biasanya memiliki cita rasa yang berbeda dibanding aslinya.

Pemandangan dari sentra kuliner lontong tuyuhan

Pemandangan dari sentra kuliner lontong tuyuhan

Deretan warung penjaja lontong tuyuhan

Deretan warung penjaja lontong tuyuhan

Ide memusatkan penjual lontong tuyuhan dalam sebuah sentra kuliner adalah suatu terobosan yang bagus dari pemerintah setempat. Selain berfungsi untuk lebih menarik kunjungan wisatawan, didirikannya sentra kuliner pada tahun 2003 ini pun menjadikan persaingan yang lebib sehat antar penjual lontong tuyuhan. Walaupun berjejer-jejer, tidak terlihat para pemilik warung berebut pelanggan. Mereka seperti membebaskan pengunjung memilih warung yang mana. Mungkin para penjual lontong tuyuhan tersebut sudah sangat mengerti tentang konsep rejeki. Jika memang rejeki, tak akan lari ke mana. Tak perlu teriak-teriak atau gontok-gontokan memperebutkan pelanggan, mereka yakin akan mendapat rejeki masing-masing hari itu.

Penjual lontong tuyuhan

Penjual lontong tuyuhan

Memasukkan suapan demi suapan lontong dan lauknya ke dalam mulut, sekilas terbayang kenangan makan lontong tuyuhan bersama Bapak. Walaupun dulu warungnya tidak berjejer dalam satu kawasan pusat kuliner seperti sekarang, namun suasana berada di pinggir sawah tetaplah sama. Perasaan bahagia yang sama mendadak muncul di benak saya. Rasa lezat yang sama juga menyapa indera pengecap saya. Mengakhiri acara makan siang itu, tak lupa saya membawa pulang beberapa porsi lontong tuyuhan untuk Bapak dan Ibu di rumah.

Sentra Kuliner Lontong Tuyuhan
Jalan raya Lasem – Sulang
Desa Tuyuhan, Kec. Pancur
Rembang – Jawa Tengah

3 Banner Mei - Jun

Tulisan ini saya ikutkan dalam Lomba Blog Visit Jawa Tengah 2015 Periode 3: 18 Mei – 13 Juni 2015 yang bertema “Wisata Kuliner Jawa Tengah”