Visit Jawa Tengah Trip: The Pikas, Hasil Kerja Keras untuk Memajukan Wisata Banjarnegara


Namanya Fajar, seorang pria asli Banjarnegara, Jawa Tengah. Kamu boleh memanggilnya Om Fajar, Nak. Ia seorang Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris. Tapi ia tidak memiliki passion sebagai pengajar. Kisah hidupnya bisa dibilang dari bawah. Sebagai penyambung hidup, ia pernah menjadi konsultan dan pembuat skripsi untuk para mahasiswa. Ia juga pernah merantau sampai ke Bali untuk bekerja di bidang pariwisata.

Rupanya dunia pariwisata adalah passion-nya. Suatu saat, ia mengalami kegalauan hati. Jika ia terus menggeluti dunia pariwisata di Bali, mau sampai kapan? Padahal ia memiliki impian ingin memajukan pariwisata daerahnya sendiri.

Kali Serayu

Kali Serayu

Sampai suatu ketika di tengah lamunan seorang diri di pinggir kali Serayu –sebuah sungai yang terbentang dari Wonosobo, Banjarnegara, sampai ke Cilacap– ia tersadar bahwa potensi Serayu sangat besar untuk pariwisata. Khususnya wisata olahraga ekstrim, arung jeram. Sempat bekerja sama dengan rekannya dan mendirikan Serayu Adventure, ia akhirnya mendirikan sendiri usaha operator rafting bernama Banyuwong dan resort bernama The Pikas Resort. Pikas sendiri adalah singkatan dari Pinggir Kali Serayu. Sesuai namanya, Pikas berada di pinggir kali serayu. Dan, di sanalah kita pernah menginap semalam, Nak.

Saat kita di sana, kebetulan The Pikas dan Banyuwong sedang punya hajat. Perhelatan lomba arung jeram Porwil Dulongmas (karesidenan Kedu-Pekalongan-Banyumas) III digelar di sana. Alhasil, karena resort sedang penuh, kita bertujuh (bapak, ibu, kamu, pakde Pranoto, om Rifqy, tante Reaca, dan tante Ratri) terpaksa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok pria dan wanita) dan bermalam di lokasi cottage yang berjauhan. Untuk malam ini saja, kamu tidur berjauhan sama bapak ya Nak. Tapi tenang, kamu tetap bersama ibu dan malah ditemani sama tante Reaca dan tante Ratri. Pasti kamu tidak akan kesepian tanpa bapak.

***

Cottage yang kami tempati

Cottage yang kami tempati

Pagi menyambut. Tak disangka, cuaca pagi di Pikas terasa dingin. Apalagi saat mengambil air wudhu untuk shalat subuh, nyeesss.. rasa kantuk pun sirna saking dinginnya. Untung saja bapak punya timbunan lemak yang cukup tebal, jadi tidak terlalu terganggu dengan dinginnya pagi itu.

Usai mandi, bapak jelajahi sekitar. Terlihat para atlet rafting dari berbagai daerah sudah mulai pemanasan dan persiapan untuk lomba. Tak lama, bapak menuju cottage tempatmu dan ibumu tidur semalam. Karena terlalu dingin, pagi itu bapak dan ibu memutuskan untuk tidak memandikanmu. Aktivitas pagi itu kita habiskan untuk menyiapkan MPASI-mu dengan peralatan steamer yang selalu kita bawa saat traveling.

Kita bertiga menjadi rombongan terakhir yang berkumpul di restoran untuk sarapan. Maklum sajalah, bawaan kita bertiga memang yang paling banyak. Kalau yang lain bawanya ransel, kita bawa koper. Jadi packing-nya pun memerlukan waktu paling lama.

The Pikas 1

Menuruni jeram

Sementara bapak santap sarapan nasi goreng lezat, kamu disuapi ibumu sambil melihat turnamen arung jeram yang ternyata sudah dimulai. Jeritan semangat dan tepuk tangan membahana setiap kali peserta lomba melewati celah gawang. Teriakan lega pun terdengar saat peserta lomba melewati garis finish yang tidak jauh dari tempat kita sarapan. Mendengar kehebohan itu, kamu pun lahap menghabiskan sarapanmu Nak.

Penasaran dengan keseruannya, usai sarapan kita mendekat ke pinggir sungai. Serayu saat musim kemarau memang tidak terlalu banyak debit airnya. Tapi masih cukup menantang untuk digunakan rafting. Walaupun sayang sekali kita tidak bisa mencoba berarung jeram, tapi kita cukup bersyukur juga bisa menyaksikan perlombaan yang mungkin belum tentu bisa kita saksikan lagi.

Banyuwoong 1

Berlomba menjadi pemenang

“Kita check out jam 10 pagi ya. Nanti pas perjalanan pulang kita mampir ke situs Liyangan di Temanggung”, kata Pakde Pranoto mengingatkan. Sebelum beranjak, kita puaskan dulu berfoto-foto di beberapa sudut Pikas dan mengobrol dengan Om Fajar.

Lihatlah Nak, dari tangan seseorang, sebuah tempat yang dulunya bukan apa-apa, bisa menjadi daya tarik wisata unggulan. Tanpa Om Fajar, mungkin Serayu tidak akan semenarik ini. Dari hasil kerja kerasnya, lahirlah Banyuwong dan Pikas yang tentunya membawa manfaat bagi warga sekitar. Lapangan pekerjaan terbuka, taraf hidup perekonomian meningkat, dan pariwisata Banjarnegara semakin maju. Dampak positif selanjutnya adalah dengan adanya wisata di Serayu, sudah seharusnya dapat melestarikan dan menjaga keseimbangan alam di sekitar aliran sungai Serayu.

wpid-img-20150823-wa00062.jpg.jpeg

Kita berfoto di The Pikas

Kini, The Pikas dan Banyuwong sering mendapatkan kerja sama event yang diadakan baik oleh Pemerintah Daerah setempat, event dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, dan bahkan dari internasional. Selain fokus di dunia olah raga ekstrim arung jeram, Pikas juga berencana menambah program agrowisata-metropolitan yang mengajarkan konsep entrepreneur di bidang perkebunan, pertanian, dan perikanan. Bahkan, sudah bisa dilihat cikal bakalnya. Di belakang The Pikas Resort sudah terdapat kebun salak. Di sekitar cottage juga ditanami padi-padian. Saat musim hujan, warna hijau padi menambah keindahan Pikas.

Sekali lagi terbukti bahwa passion, kerja keras, dan cinta selalu diikuti dengan kesuksesan. Mungkin Pikas masih terlalu dini jika disebut sebagai kesuksesan. Tetapi sudah terlihat sebagai awal yang bagus. Bapak kembali berpesan padamu Nak, kerjakanlah sesuatu hal postitif yang kamu cintai dengan penuh kesungguhan dan kerja keras. Niscaya akan membawamu menuju kesuksesan.

wpid-20150823_094854.jpg

Brosur The Pikas

wpid-20150823_094848.jpg

Brosur The Pikas 2

Menginap di The Pikas, walaupun cuma semalam, rasanya sungguh membekas di hati. Ingin berkunjung ke sana juga? Sila hubungi kontak ini:

THE PIKAS Adventure Resort
Ds. Kutayasa, Kec. Madukara, Kab. Banjarnegara
Jawa Tengah – Indonesia
Telp/Fax. 0286 593000
Email : banyuwong@gmail.com & bannyuwoong@yahoo.com