Djajanti House, Penginapan Unik Rasa “Rumah Nenek”


Apa yang ada di bayangan kalian jika mendengar kata “rumah nenek”? Mungkin terbayang bangunan kayu klasik dengan segala perabot antik di segala penjuru rumah. Saya ingat sekali, dulu rumah nenek saya berdinding anyaman bambu, tidak bertegel, dan memiliki banyak perabot antik. Seiring bergulirnya jaman, suasana klasik di rumah nenek pun terseret arus modernisasi. Ingatan saya tentang “rumah nenek” menyeruak saat saya menginap di sebuah guesthouse di kawasan Candi, Semarang, yang bernama Djajanti House.

photogrid_1451566231167.jpg

Bangunan Penginapan Djajanti House di malam hari

Gara-gara sebuah foto di Path milik teman saya, Ombolot, saya jadi penasaran sama Djajanti House. Beruntung, mbak Zizah yang berdomisili di Semarang, suatu ketika mengabarkan kalau ingin mengajak Bara menginap di Djajanti House. Tawaran budhenya Bara ini tentu sayang kalau dilewatkan. Sambil staycation di Djajanti House, sekalian bisa temu kangen juga.

Djajanti House dapat ditempuh sekitar 20 menit naik taksi dari Bandara Achmad Yani Semarang. Agak tricky sebenarnya menemukan lokasi Djajanti House. Sesuai alamatnya sih di Jalan Semeru Raya nomor 4B. Tapi rupanya lokasi sebenarnya agak masuk ke jalan Semeru Dalam. Untung saja papan namanya terlihat jelas dari pinggir jalan.

photogrid_1451564832492.jpg

Perabot unik di area lobby

Memasuki penginapan, kami terkesima. Suasananya benar-benar klasik dan memberi kesan nostalgic. Lobby penginapan berada di bangunan joglo. Selain lobby, terdapat pula area ruang tamu dengan perabotan meubel kayu klasik, berbagai macam pernak-pernik pajangan sederhana dari barang-barang tua seperti mesin ketik, lampu teplok, ornamen unik dari bakul dan kuali, mesin jahit jadul, serta terdapat sebuah piano yang masih berfungsi dengan baik. Di sisi lain area lobby, terdapat tempat bersantai berupa hammock dan kasur goyang.

Memasuki kamar, kembali kami terkesima. Berbeda dengan penginapan lain yang biasanya berlantai keramik, kamar Djajanti House berlantai ubin. Ornamen dan perlengkapan di kamar, seperti gelas, lampu tidur, serta wayang sebagai hiasan dinding, menunjukkan daya tarik keunikan khas Jawa retro.

photogrid_1451565281507.jpg

Suasana kamar standar (atas: pintu teras belakang kamar, bawah kiri: kamar mandi, bawah kanan: kasur dan dinding berhiaskan wayang)

photogrid_1451564459128.jpg

Berbagai ornamen unik di Djajanti House

Kesan modern pun tak ditinggalkan Djajanti House. Alih-alih menggunakan kasur isi kapuk yang mendukung suasana jadulnya, Djajanti tetap memperhatikan kenyamanan tetamu dengan memberikan sentuhan modern berupa kasur jenis spring bed. Kamar mandi lengkap dengan shower air hangat, toilet duduk, dan wastafel pun terasa sangat modern. Tak lupa, televisi layar datar, paket data wifi gratis, dan air conditioner yang tergantung di dinding kamar, menambah kesan modern di sana.

Ada yang istimewa dari ruangan kamar mandinya. Saya acungi jempol deh untuk arsiteknya. Kamar mandi di Djajanti House memiliki tema semi outdoor. Disekat dengan tirai, ruangan kamar mandinya terhubung dengan teras belakang ruang kamar. Terasnya sendiri berlantai kerikil dan dilengkapi dengan tetanaman hijau. Belum pernah saya menginap di guesthouse yang memadu padankan konsep jawa retro, modern, dan go green seperti Djajanti House.

photogrid_1451566398175.jpg

Ruangan perpustakaan, Bangunan joglo dari atas, teras lantai 2 penginapan, dan ruang bersantai

Menambah nuansa adem dan dekat dengan alam, Djajanti memiliki taman berumput hijau yang cukup luas dan berada antara bangunan kamar dan bangunan joglo / lobby. Di dekat area parkir pun terdapat kolam ikan.  Di beberapa sudut bangunan kamar juga terdapat akuarium. Cocok sekali untuk menginap bersama anak. Bara saja langsung suka glundungan di rerumputannya dan melihat ikan di kolamnya. Konsep go green pun sangat terasa di berbagai sudut penginapan. Salah satu yang menonjol adalah adanya ornamen botol-botol bekas yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sekat dinding.

Ada dua tipe kamar yang disediakan Djajanti House. Yaitu tipe kamar standar untuk berdua dengan double atau single bed, serta kamar studio untuk lebih dari 2 orang dengan bunk bed atau kamar ber-mezanin. Tinggal dipilih sesuai kebutuhan.

photogrid_1451565875018.jpg

Sore hari Bara bermain di halaman rumput, malam harinya bersantai di kasur goyang

photogrid_1451565978567.jpg

Setelah paginya rukun (pura-puranya) ngajarin Bara main piano, trus pose di dinding botol, malam harinya kayak musuhan gini, tidurnya nendang-nendang

Fasilitas lain yang tak kalah untuk disambangi selama menginap di Djajanti adalah perpustakaan mininya. Berada di lantai 3 bangunan penginapan, terdapat sebuah ruangan kecil yang cukup nyaman dengan berbagai macam koleksi buku tertata rapi di rak. Kursi kecil juga tersedia di terasnya, menambah kenyamanan para pengunjung untuk bersantai.

Selain itu, pelayanan di Djajanti House juga sangat prima. Menyadari kekurangannya yang berlokasi jauh dari kota, Djajanti House menyediakan pesanan makanan delivery. Di meja lobby terdapat beberapa daftar menu yang bisa di-order para tetamu. Nanti mbak resepsionis yang akan memesankan makanan dan minumannya.

Pelayanan lainnya juga membuat kami sangat terkesan. Usai check out, kami kan pulang ke Pati. Sampai Pati, ternyata kabel colokan mesin pembuat bubur Bara ketinggalan di Djajanti. Langsung saya hubungi Djajanti dan meminta tolong untuk dikirimkan kabel tersebut ke Pati. Tanpa meminta biaya tambahan, Djajanti mau mengirim barang kami yang tertinggal. Benar-benar pelayanan prima yang sangat membantu tetamu.

fada39eda88b3b6ac9396bdbbb432cb3.jpg

Bara bersama bapak, ibuk, budhe Zizah, dan tante Arifah

Dan, melihat fasilitas yang sudah saya sebutkan di atas, tak berlebihan jika saya bilang Djajanti House ini adalah salah satu tempat ternyaman untuk bersantai di Semarang. Buktinya, sepanjang menginap di sana, Djajanti selalu berhasil membangun suasana santai. Kami bersantai menikmati semilir angin sore di bangku taman di depan kamar. Malam harinya, di area santai, sambil kami makan malam menu bothok telur asin istimera yang dibawa budhe Zizah dan tante Arifah, Bara pun terkantuk-kantuk di atas kasur goyang. Paginya, kembali bersantai di area ruang tamu sambil makan nasi goreng telur mata sapi yang disediakan oleh Djajanti House.

Walaupun baru menginap sekali di sana, jelas Djajanti House langsung menjadi favorit kami. Djajanti House, memang lebih dari sekedar rumah nenek.

photogrid_1451566116259.jpg

Tak lupa foto keluarga dulu di taman

Djajanti House
Jalan Semeru Raya no.4B
Semarang
Jawa Tengah 50231
http://djajantihouse.blogspot.co.id/