Tentang Membawa Balita Nonton Film di Bioskop


Saya hobi banget nonton film di bioskop. Dulu jaman kuliah, demi sering-sering nonton di bioskop, saya sampai ngirit makan. Kalau normalnya makan 3 kali sehari, saya biasanya cuma makan 2 kali sehari. Jam 10 pagi sarapan sekaligus makan siang, lalu sekitar jam 5 sore makan sore sekaligus malam.

Istri saya juga suka nonton film di bioskop. Saat masih LDR-an dulu, agenda rutin kalau kami ketemu ya nge-date di bioskop. Nyempetin nonton film-film terbaru. Pas awal-awal sudah gak LDR lagi, hampir setiap ada film box office tayang kami selalu menyempatkan untuk nonton di bioskop. Frekuensi nonton film di bioskop semakin intense kala istri hamil. Alasannya tentu saja jika sudah punya anak akan sangat jarang ada momen nonton bioskop bareng. Bahkan, di hari istri lahiran sebenarnya kami sudah mengagendakan untuk nonton sekuel The Hobbit di bioskop. Untung saja batal. Coba kalau jadi nonton, bisa-bisa istri lahiran di bioskop.

2086eaa1-d501-4888-85de-070407226be5

Family Movie Time

Keadaan berbalik ketika sudah ada Bara. Mulailah hari-hari kami jarang nonton bareng lagi. Tak ada lagi movie date. Boro-boro nonton film di bioskop, nonton di laptop aja susah. Tapi ya yang namanya hobi, tetap saja harus disalurkan. Walaupun tidak sesering sebelumnya, saya tetap menyempatkan nonton film favorit di bioskop (untungnya istri saja mengijinkan saya nonton tanpa dia). Kadang sendiri kadang sama teman. Tapi kalau istri, bisa dibilang hampir 2 tahun pertama setelah kelahiran Bara istri saya tidak pernah nonton film di bioskop.

Sebenarnya kami bisa saja memilih membawa Bara yang saat itu masih bayi untuk nonton bioskop bersama kami. Tapi dengan beberapa pertimbangan, hal itu tidak kami lakukan. Setidaknya ada 2 alasan kami memutuskan untuk tidak pernah membawa Bara nonton di bioskop.

ddd9ee3c-a760-4b31-9eff-265327bfc8b4

Bara masih belum bayar tiket, jadi dipangku

Pertama, kami tidak mau konsentrasi menonton film jadi terganggu. Peluang bayi menangis, rewel, atau apapun yang bisa mengganggu mungkin sekali terjadi di dalam bioskop. Dan tentu saja bukan hanya kami yang terganggu, tapi juga penonton-penonton lain di bioskop. Kami tidak mau mendzolimi orang lain. Bahkan ketika Bara sudah agak gede dan sudah bisa dibilangin seperti seperti sekarang pun saya tetap tidak mengajaknya nonton film di bioskop (kecuali film anak-anak). Lha wong pas nonton film kartun saja saya merasa terganggu kalau harus nganterin Bara ke toilet di tengah-tengah nonton, apalagi kalau nonton film favorit yang saya tunggu-tunggu seperti Avengers: Infinity War.

Kedua, kami percaya bahwa apa yang dilihat atau didengar bayi sedikit banyak bisa mempengaruhi kondisi fisik dan psikologis bayi. Saya pernah baca bahwa suara yang aman untuk telinga adalah sekitar 40-45 desibel. Lebih dari itu, seperti suara di dalam studio bioskop (bisa sampai 120 desibel) bisa merusak telinga bayi yang masih sensitif. Belum lagi kalau ternyata ada adegan dewasa di film. Walaupun bayi belum mengerti apa yang dia lihat, tapi bisa jadi hal tersebut terekam dalam bawah sadarnya. Memang kami sempat beli earmuff untuk Bara biar bisa kami ajak ke bioskop. Tapi kenyataannya juga tidak sampai hati kami ajak Bara nonton film di bioskop saat masih bayi. Earmuff-nya sih kepake buat meredam suara di atas pesawat. 

8de54278-396b-4d49-baa6-02dd6e78e4bd

Sampai sekarang film Coco jadi favorit Bara

Bara baru kami perkenalkan dengan bioskop saat usianya 1 tahun lebih dikit. Saat itu kami ajak nonton film Zootopia. Itupun ikut program Family Movie Time di CGV Cinemas. Saya sangat mengapresiasi CGV dengan program Family Movie Time. Hampir setiap ada film anak-anak, beberapa bioskop CGV memberikan 1 jam penayangan yang bisa ditonton oleh bayi dan anak-anak. Studionya diset berlampu redup dan suara yang lebih pelan yang nyaman bagi anak. Crying babies and kids are welcome, begitu tagline mereka. Pengalaman pertama nonton waktu itu berakhir kurang menyenangkan bagi saya. Sepanjang film Bara tidak mau duduk. Maunya naik turun tangga karena waktu itu dia sedang belajar berjalan. Alhasil saya tidak konsentrasi nonton film karena harus mondar-mandir nuntun Bara.

Tapi saya tak kapok mengajak Bara nonton? Enggak dong. Sejak saat itu, cukup sering kami mengajaknya menonton film yang ratingnya semua umur di CGV saat ada Family Movie Time. Dan baru 2 kali terakhir nonton Coco dan Ferdinand yang di bioskop reguler (maksudnya bioskop yang lampunya mati dan suara normal, gak kayak pas Family Movie Time). Aman-aman saja sih sekarang. Karena anaknya mau duduk anteng dan sangat menikmati nonton film.

Lalu, bagaimana jika kami mau nonton film-film selain rating Semua Umur? Ya gantian nontonnya. Seperti pas nonton Ferdinand, saya bertugas menemani Bara sedangkan istri nonton Wonder. Atau saat saya dan Bara nonton Thomas and Friends: Journey Beyond Sodor, istri nonton Dilan 1990. Atau yang terakhir, saya nonton sendirian Avengers: Infinity War hari pemutaran perdana sementara istri di rumah jaga Bara. Dan esoknya ganti istri yang nonton sendiri dan saya di rumah jaga Bara. Untungnya Bara bisa kami kasih tahu kalau kami nonton film untuk orang dewasa dia gak boleh ikut. Kalau film anak-anak baru boleh nonton bareng sekeluarga.

Ada percakapan lucu Bara dengan saya pas kami berdua di rumah saat istri nonton Avengers: Infinity War. Kurang lebih begini percakapannya:

Bara: “Ibuk ke mana Pak?”
Saya: “Ibuk ke Aeon Mall”
Bara: “Ngapain Pak? Bara mau mau ikut”
Saya: “Ibuk ke bioskop nonton film orang gede. Bara masih kecil. Nanti kalau ada film anak-anak kita nonton bersama ya”
Bara: “oh iya iya. Nanti Ibuk enggak tidur di bioskop ya Pak”.

Dikira ibuknya gak pulang dan mau nginap di bioskop 😀

Terus pagi-pagi begitu bangun Bara langsung teriak, “Bapak, Ibuk udah pulang nonton dari bioskop?”

7410e0ba-818a-4ef2-bb9d-bb6371e1992b

Family Movie Time di CGV Cinema

Ada orang tua yang merasa tidak masalah membawa bayi nonton film di bioskop. Ada pula yang oke-oke saja bawa anak di bawah umur nonton film rating remaja atau bahkan dewasa. Itu sih terserah mereka. Saya tak peduli. Tiap keluarga punya standar, sudut pandang, dan alasan masing-masing. Walaupun sebel juga kalau saya pas nonton ada bayi atau anak-anak yang berisik sampai ganggu kenyamanan nonton. Seperti kemarin saat nonton Avengers: Infinity War di depan saya duduk keluarga yang bawa bayi usia sekitar 5 bulan. Sesekali ia merengek dan nangis. Itu saja sudah cukup mengganggu saya.

Tapi kami berbeda. Bagi kami tanggung jawab dan mendidik anak adalah hal yang utama. Karena kami merasa bahwa membawa bayi nonton film di bioskop atau mengajak anak nonton film yang tidak sesuai ratingnya untuk mereka bukanlah hal yang tepat untuk kami lakukan sebagai orang tua. Kami juga tidak masalah kalau harus nonton sendiri-sendiri bergantian. Bagi kami, itulah fungsi keluarga, saling support hobi nonton film tanpa harus mengabaikan tanggung jawab kami sebagai orang tua. Kami memilih tidak mempekerjakan asisten rumah tangga ya konsekuensinya tak ada yang bisa dititipin Bara saat kami ingin nonton film berduaan. Solusinya, ya nonton sendiri-sendiri bergantian.

Kalau kalian bagaimana? Share dong pendapat kalian. Setuju bawa bayi atau anak nonton film ke bioskop atau enggak?