Serunya Bermain Salju di Trans Snow World Bintaro


“Pak, Bara mau dong main salju kayak Olaf di film Frozen”, rayunya usai nonton film Frozen 2 di bioskop beberapa bulan lalu. Dan setelahnya, hampir setiap hari Bara minta main salju. Paling saya jawab aja, “Salju kan adanya di luar negeri. Bara berdoa ya biar kita banyak rejeki biar bisa ke luar negeri buat main salju”. Dan rupanya beberapa hari lalu doa anak lanang terkabul dong. Kami semua liburan ke luar negeri? Main salju di luar negeri? Tentu tidak dong. Kan sekarang ada Trans Snow World Bintaro. Dan bisa dibilang bermain salju di Trans Snow World Bintaro adalah family traveling pertama kami di tahun 2020.

Trans Snow World Bintaro adalah wahana permainan salju terbesar di Indonesia yang baru buka akhir Desember 2019 lalu. Terletak di kawasan CBD Bintaro, tepatnya di Transpark Mall Bintaro, Jl. Prof DR Satrio, Tangerang Selatan. Dari nama ‘Trans’ kita sudah langsung tahu kalau komplek properti terbaru yang nantinya akan dilengkapi dengan apartemen ini adalah milik salah satu orang terkaya di negeri ini, Bapak Chairul Tanjung. Dulunya, sebelum menjadi Transpark Bintaro, di kawasan tersebut berdiri supermarket Carrefour Bintaro.

Berangkat dari rumah, Bara sudah heboh mempersiapkan diri untuk bermain salju. Perlengkapannya cukup lengkap. Karena belum punya jaket parka untuk musim dingin, Bara kami bawakan jaket fleece, baju hangat, dan jaket berbahan parasut untuk dipakai bersamaan saat bermain salju. Tak lupa Bara memakai sepatu boot merah bermotif jaring spider-man kesayangannya. Sedangkan saya dan istri, memakai jaket parka yang saya beli 5 tahun lalu untuk pergi ke Beijing. Akhirnya ya, jaket parkanya kepakai lagi. Tapi sayang, karena terburu-buru, kami kelupaan bawa sarung tangan.

Trans Snow World Bintaro ini memiliki bermacam fasilitas. Sebelum masuk ke arena bersalju, kami menukarkan tiket masuk dengan sepatu boots dan kaos kaki. Fasilitas peminjaman sepatu boots ini gratis. Karena Bara sudah memakai sepatu boots sendiri dari rumah, maka hanya saya dan istri saja yang meminjam sepatu boots. Terdapat pula fasilitas loker, toilet, dan restoran.

Arena bersalju di Trans Snow World Bintaro cukup luas. Bertema musim dingin di Jepang lengkap dengan ornamen rumah tradisional, wallpaper bunga sakura, dan latar gunung Fuji, banyak hal yang bisa dilakukan di sini. Bara langsung meminta foto bersama boneka salju yang terletak di tengah arena. Hujan salju buatan yang sesekali turun menambah suasana musim dingin menjadi lebih nyata. Cuma menurut saya karena arenanya di dalam ruangan sehingga tidak ada angin, sedikit berkurang sensasi dinginnya. Saya yang punya lemak berlapis-lapis ini jadi berasa kurang dingin.

Permainan-permainan yang disediakan di sana juga relatif beragam dan menarik bagi para pengunjung. Tetapi untuk menikmati beberapa fasilitas pengunjung harus merogoh kantong lagi. Peralatan ski, papan seluncur, dan ban salju (snow tube) dapat disewa untuk menambah keseruan bermain salju. Dan pilihan kami adalah menyewa single snow tube seharga 30 ribu rupiah untuk saya pakai bersama Bara berseluncur di area berliku. Sebenarnya tersedia double atau single snow tube. Tapi karena Bara masih kecil, lebih aman kalau saya pangku saat naik single snow tube.

Puas bermain seluncur, kami bersantai menaiki chair lift atau gondola. Bara dan istri saya naik dalam 1 gondola, dan saya naik sendirian di gondola lain biar saya bisa mengambil foto Bara dan ibunya dari kejauhan. Ternyata naik gondola sekali atau dua kali rasanya masih kurang. Naik yang ketiga kali kami ingin bertiga dalam 1 gondola. Tetapi mas penjaga gondola malah bertanya, “beratnya bertiga nyampe 150kg enggak?”. Ya jelas enggak lah mas. Kami bertiga kan kurus semua. Ya, kalaupun gemuk mungkin 149kg lah berat total kami bertiga. Masih bisa dong. Hehehe.. “Bapak jadi Kristoff, Ibu jadi Elsa, dan Bara jadi Olaf”, oceh Bara di atas gondola dilanjut teriak “aaaa..” lagu Into The Unknown soundtrack Frozen. Dasar anak korban film.

Kalau sudah bermain salju ternyata sampai lupa waktu. Tak terasa sudah hampir 2 jam kami berdingin ria di atas salju. Perut laparlah yang memaksa kami berhenti bermain salju. Karena Bara juga sudah kedinginan banget, kami memutuskan untuk segera keluar dan membeli makanan di area mall.

“Seru ya Pak main salju. Bara suka. Makasih ya Bapak Ibuk sudah ngajak Bara main salju”, kata Bara sangat manis. “Besok-besok lagi ya Pak”, lanjutnya. “Iya Nak, doain Bapak dan Ibuk banyak rejeki ya. Siapa tahu kita nanti main saljunya bisa langsung ke luar negeri”, jawab saya. Untuk saat ini, cukup puas lah bermain salju di Trans Snow World Bintaro. Lokasinya dekat rumah dan jauh lebih hemat dibandingkan harus jauh-jauh ke luar negeri.