Living Museum from Sawahlunto
Ah, Sawahlunto. Entah sudah berapa lama saya ingin menyapa secara langsung kota ini. Bernostalgia dengan kegiatan tambang batu bara sambil menunggang kereta api klasik di sana. Jejak kolonial Belanda masih tampak jelas di sana. Dan saya juga ingin menapak tilas sejarah itu.
Adalah Icha, seorang rekan pejalan dan blogger, yang mengirimi saya kartu pos Sawahlunto di atas. Di satu sisi rindu akan Sawahlunto sedikit terobati. Namun di sisi lain, keinginan ke sana pun semakin menggebu. Terima kasih Icha. Saya mengamini doamu. Semoga aku bisa segera ke Sawahlunto.
kok bagus ya Ri? hehe
SukaSuka
Yuk ke sana Feb.. Kita bikin postcard dari hasil jepretan sendiri.. Hehe
SukaSuka
yah kan Mei pas ke sana ditinggal ke Chiang Mai toh?
SukaSuka
eh baru engeh, sawahlunto di Padang hahaha
SukaSuka
😮 Seriusan baru tahu? Hahahaha..
SukaSuka
aku punya foto tempat ini, bagus tapi horror …
SukaSuka
coba lihat foto kamar yg blurr itu, promosi yak haha
http://catatanavantgarde.wordpress.com/tag/hotel-ombilin/
SukaSuka
keren tuh kartupos dari icha.. bagus dan unik..
SukaSuka
ayo kapan main ke sana ri? 🙂
SukaSuka
Semoga dalam tahun ini bisa ke sana mbak
SukaSuka