Dua Kelinci, Oleh-oleh Khas Pati
Mudik atau pulang kampung adalah sebuah rutinitas yang dilakukan oleh kebanyakan para perantau setiap tahunnya menjelang hari raya Idul Fitri. Rutinitas mudik ini setiap tahun saya lakukan dalam 9 tahun terakhir karena memang sejak lulus SMA saya hidup jauh dari kampung halaman. Dan kini lebaran telah usai. Para pemudik pun sudah kembali menjalani rutinitasnya di tempatnya masing-masing tak terkecuali saya.
Bagi saya, selain memang dikhususkan untuk berkumpul dengan keluarga, mudik juga saya pergunakan untuk menyempatkan diri menyisir kota kecil tempat saya lahir atau sekedar napak tilas kenangan yang tertinggal di sana. Yah, hidup jauh dari kampung halaman mau tak mau membuat saya kangen dengan segala hingar bingar dan kekhasan kota saya itu. Maka, suatu hari usai lebaran, saya bermotor ria keliling kota Pati. Sekalian untuk ikut merasakan arus mudik dan balik dengan kendaraan pribadi.

Kios Kelinci (sumber gambar: http://www.dk-peanuts.com/en/about-us/a-tale-of-two-rabbits.html)
Apa sih yang terkenal dari Pati? Kadang saya bingung menjawabnya. Kota saya yang adem ayem itu memang tidak banyak memiliki kekhasan yang menonjol. Tapi dari yang sedikit itu, pasti ada yang membuat bangga kota Pati. Jika kawan-kawan ingat di awal 2000an ada sebuah iklan kacang sukro yang dibintangi Basuki yang menyebut kota Pati. Saya ingat betul iklan ini karena ketika saya kuliah beberapa kawan saya memanggil saya Sukro karena iklan ini. Lalu, ada apa sukro dan Pati? Kacang sukro adalah jenis kacang produksi Dua Kelinci yang memang berada di Pati. Dua Kelinci adalah sebuah perusahaan produsen makanan ringan yang produk utamanya adalah kacang. Sebelumnya saya belum pernah berkunjung ke Dua Kelinci, namun ketika mudik kemarin, saya menyempatkan diri berkunjung ke sana.
Berada di Jalan Raya Pati-Kudus, sekitar 6 km dari pusat kota Pati, menjadikan lokasi Dua Kelinci sangat strategis. Entah sejak kapan di kompleks perkantoran dan pabrik Dua Kelinci dibuka sebuah toko oleh-oleh dan sebuah restoran, namun seingat saya di awal-awal tahun perantauan saya belum ada toko dan restoran tersebut. Keputusan membuka toko oleh-oleh dan restoran itu menurut saya adalah keputusan yang tepat dari Dua Kelinci mengingat jalan raya Pati-Kudus cukup padat dilewati oleh kendaraan, apalagi ketika musim mudik seperti kemarin. Dengan memasang baliho besar bergambar dua ekor kelinci yang menaiki sebuah kacang yang merupakan logo lama Dua Kelinci dan bertuliskan Oleh-oleh Khas Pati di depan toko, akan membuat pengguna jalan raya Pati-Kudus penasaran dan kemudian berkunjung.
Saya memberhentikan motor dan parkir tepat di depan toko bertuliskan Kios Kelinci itu. Hanya kendaraan saya yang roda dua. Selebihnya, lahan parkir yang cukup luas itu dipenuhi dengan kendaraan roda empat. Teriknya matahari hilang seketika saat saya masuk ke ruangan toko. Seorang penjaga pintu dengan senyum terkembang membukakan pintu dan menyapa ramah para pengunjung. Kios ini menjual berbagai produk milik Dua Kelinci.
Ngapain harus beli di sini kalau cuma menjual produk Dua Kelinci? Toh di supermarket dan minimarket lain juga ada produk serupa. Eits, tunggu dulu, walaupun produk yang dijual di sini adalah serupa dengan produk yang ada di pasaran, tapi tidak sepenuhnya sama. Serupa tapi tak sama. Produk kacang Dua Kelinci yang biasanya dijual dengan kemasan plastik di pasaran, di Kios Dua Kelinci ini dikemas dengan lebih menarik. Seperti misalnya produk Mix Nut yang di pasaran dikemas dengan plastik, di sini dikemas dalam stoples kecil. Ada lagi paket berbagai macam produk Dua Kelinci yang dikemas dalam satu plastik. Ada paket Mix, ada paket Max, ada juga paket kombi. Bahkan untuk pembelian banyak, ada produk yang dikemas rapi dalam kotak berbagai ukuran bertuliskan “Selamat Idul Fitri” dan bergambar tim sepakbola Real Madrid. Bagi yang belum tahu, Dua Kelinci ini adalah official sponsor tim Real Madrid. Bisa dicek di situs ini. Selain produk yang memang sudah ada di pasaran, ada satu produk yang belum pernah saya lihat dijual di pasaran, yaitu kacang dingin. Kacang kulit yang dikemas dalam gelas-gelas plastik ini disimpan di dalam lemari pendingin. Entah apa bedanya dengan kacang kulit biasa. “Pengolahan kacangnya yang beda mas. Kalau kacang dingin ini masaknya di-presto. Harganya 7 ribu satu gelas”, begitu kata pelayan tokonya. Saya membayangkan kacang yang empuk ketika dikunyah dan nikmat seperti bandeng presto. Sayang sekali saya tidak membeli dan mencoba kacang dingin itu. Semua produk yang dijual di Kios Dua Kelinci ini harganya sangat terjangkau. Saya aja beli banyak banget cuma habis 94 ribu. Selain makanan, Kios Dua Kelinci juga menjual souvenir seperti kaos, boneka, dan keramik untuk pajangan.
Usai berbelanja, saya mampir ke belakang toko karena diiming-imingi kopi gratis bagi pemudik oleh pelayan toko. Dan ketika mencari tempat kopi gratis itu saya melewati restoran Waroeng Pati yang memang masih berada dalam kompleks Dua Kelinci. Saya yang sedang tidak lapar tentu saja hanya lewat saja. Sepertinya harga makanan yang dijual di restoran ini tidak mahal. Dalam iklannya sih, naga (nasi gandul, masakan khas Pati) dijual hanya 6 ribu saja.
Yang membuat saya berdecak kagum dari restoran ini adalah nuansa dan arsitekturnya benar-benar Jawa banget. Bangunan utama restoran memiliki atap khas joglo, bangunan rumah adat Jawa. Meja kursi kayu tertata rapi di halaman bangunan utama diteduhi oleh pohon kelapa. Di kanan bangunan utama terdapat meja pendek yang dirancang untuk menikmati kuliner dengan lesehan. Tempat lesehan ini pun unik karena beratapkan jerami dan digantungi dengan replika hasil tani seperti jagung, padi, dan ketela, yang mengingatkan saya pada gubuk di tengah sawah dekat rumah saya dulu. Bangunan mushola juga tidak luput dari sentuhan arsitektur Jawa, dengan teras berundak, beratapkan limasan dan berdinding kayu, pintu depan berada tepat di tengah, dan di sisi kanan kiri bangunan terdapat jendela kayu. Bahkan, toiletnya pun memiliki tema yang sama. Dengan gambar pewayangan sebagai penunjuk toilet pria dan wanita serta set cermin di dalam ruangan toilet yang terbuat dari kayu menambah nuansa Jawa semakin kental. Di bagian lain halaman pabrik terdapat bangku-bangku panjang dinaungi tenda yang berfungsi sebagai tempat istirahat para pemudik. Tujuan semula mencari kopi gratis saya abaikan. Saya malah asyik bermain bola dengan seorang anak kecil di arena permainan Shoot The Hole.
Bagi para pemudik atau pemakai jalan raya Pati-Kudus dan arah sebaliknya tidak ada salahnya untuk mampir dan membeli oleh-oleh khas Pati berupa produk kacang Dua Kelinci. Saya saja membawa oleh-oleh kacang cukup banyak untuk kawan kantor di Banda Aceh. Dalam sekejap kacang-kacang itu ludes dijadikan cemilan di waktu kerja. Selain harganya yang relatif murah meriah, kacang memang termasuk makanan ringan yang enak dinikmati kapan dan di mana saja. Lebih afdhol lagi kalau oleh-oleh kacangnya dibeli langsung dari pabriknya. Di Kios Kacang Dua Kelinci, Pati.
epic banget yes mas.. 😀
iso belanja sepuasnyaaa..
SukaSuka
Iya Chan.. Puas dan murah. hehe
SukaSuka
besok ke sana ah…^_^
SukaSuka
isshh.. enak ya yg mau mudik.. *iri*
SukaSuka
jadi inget kalo ke pati musti makan nasi gandul..
sempet nyobain ndak kemarin?
SukaSuka
Makan nasi gandul dong aku pas mudik kemarin.. Di Aceh gak ada sih. Jadi mumpung mudik dipuas2in makan. hehe
SukaSuka
Pengen kesanaaaaa aaahhh
SukaSuka
Yoookk Rif! 😀
SukaSuka
Loh, asli Pati juga? Toss dulu!
*kemarin mampir ke sana juga*
SukaSuka
iya, asli Pati. Lha, bukane mas e asli Semarang?
SukaSuka
Rumah di Semarang, cuma nenek ada di Pati 😀
SukaSuka
huwooooo ini keren deh, dari kios kelinci lalu bisa menciptakan tren baru dua kelinci jd oleh2
SukaSuka
Kami dari pihak Dua Kelinci mengucapkan terima kasih atas kunjungan dan blog post tentang Kios Kelinci dan Waroeng Pati.
Kita tunggu kunjungan ke depan, mungkin di masa mudik tahun 2013 ? : )
SukaSuka
Wah.. makasih banyak juga sudah berkunjung ke blog saya. Kapan-kapan kalau saya mudik pasti berkunjung ke Kios Kelinci dan Waroeng Pati lagi. 🙂
SukaSuka
Muantap dan Luar Biasa Dua Kelinci
SukaSuka
memang mantap dan luar biasa mas 😀
SukaSuka
Ping balik: Rangkuman Perjalanan 2012 « The Science of Life
Ari…..tiap mudik selalu lewat tempat ini tp ndak pernah mampir, ternyata recommended bgt t4nya……next trip harus kesana kayaknya… suwun inponya….
SukaSuka
Aku aja baru sekali kok mampir ke sini mbak. Wajib mampir pokoknya kalau pas lewat. Hehehe
SukaSuka
iya g nemu… sama si mbak sdh di kasih ancer” di daerah sini. Tapi kenyataannya g keliatan dimataku 😀
belom jodoh kali yah 😀
SukaSuka
kalau dipati saya makannya nasi gandul mas, udah pernyah nyoba belum tuh…
SukaSuka
pastinya udah dong mas. Aku kan asli Pati 😀
SukaSuka
Ping balik: Kencan Pertama di Waroeng Pati | The Science of Life
Kebanggaan Pati Bumi Mina Tani nih, kampung halaman sang Bapak 🙂
SukaSuka
Aku blm pernah kesana, Pengen sih kesana, karena mertua ada dikota itu, ini yg tempatnya dipabriknya ta?..
Tempatnya yg dkt pasar Soponyono, apa yg dekat lingkar timur?..
SukaSuka