Butuh Berkali-kali Datang untuk Akhirnya Sampai di Air Terjun Pria Laot
Panjang ya judulnya? Tenang, isi tulisan ini saya jamin tidak akan panjang. Tapi memang seperti judul itulah pengalaman saya sampai akhirnya bisa berkunjung ke air terjun Pria Laot di Pulau Weh, Aceh ini. Untuk menuju air terjun ini bisa dibilang gampang-gampang susah. Kenapa saya bilang begitu? Karena walaupun sudah sering saya ke Sabang namun baru sekali saya berhasil menyambangi air terjun yang terletak di hulu Gunung Sarung Keris ini. Padahal dari kunjungan saya pertama ke Sabang pada akhir 2008 lalu, saya paling penasaran sama tempat ini.
Melewati jalan menuju titik kilometer 0, sekitar 12 kilometer dari kota Sabang, di kiri jalan, terlihat petunjuk arah menuju air terjun ini. Setelah sekitar 100 meter belok ke kiri kendaraan harus diparkir dan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki. Percobaan pertama saya menuju ke sana bertahun-tahun lalu gagal karena saya dan beberapa teman seperjalanan tidak yakin dengan rute yang kami tempuh. Pasalnya, rute menuju air terjun ini memang harus melewati jalan setapak dan berlanjut menyeberangi sungai berbatu licin. Ditambah masuk hutan lagi. Karena belum pernah ada yang pernah ke sana dan takut nyasar, akhirnya mission aborted. Tak ada kata menyesal. Toh saya masih bisa berkunjung ke Sabang kapan-kapan.
Percobaan kedua saya lakukan pada suatu perjalanan ke Sabang pertengahan tahun 2011 silam. Kali ini saya bersama teman seperjalanan yang lain. Lagi-lagi gagal karena salah satu dari kami, seorang perempuan, tidak suka dengan hutan hujan yang lembab. Jika masuk ke hutan hujan yang lembab jadi sesak nafas. Mungkin phobia. Hasil voting, saya kalah dan menerima suara terbanyak yang memutuskan kembali saja. Padahal bisa dibilang perjalanan sudah setengah jalan. Tapi tak apa, saya pun merasa masih bisa main ke Sabang kapan pun saya mau.
Baru satu setengah tahun setelah percobaan kedua akhirnya saya berhasil bertatap muka dengan air terjun ini. Walaupun tidak selama 1 purnama di New York yang setara 12 tahun (iya, saya jadi korban video mini drama AADC juga nih), namun rasanya cukup lama juga kan ya saya melewatkan waktu sampai 4 tahun hanya untuk mengunjungi sebuah air terjun. Mungkin memang harus menunggu saat yang tepat dan teman seperjalanan yang tepat pula. Pada suatu siang, di sela-sela sebuah tugas di Sabang, saya dan seorang teman —yang sudah terbukti bisa diajak jalan-jalan masuk hutan karena dulu pernah mengajak saya pertama kali ke air terjun Kuta Malaka— berhasil menaklukkan rintangan berupa licinnya jalan setapak dan bebatuan sungai, serta terjalnya medan. Untuk mencapai lokasi air terjun Pria Laot ini ternyata tidak sesulit yang saya kira sebelumnya. TAPI KENAPA HARUS MENUNGGU 4 TAHUN COBA?!
Saya selalu suka air terjun. Mendengar suara air yang turun bertemu sungai dan bebatuan, merasakan cipratan air sejuk di wajah, atau bahkan menyatukan tubuh dalam aliran derasnya, menjadi hiburan tersendiri bagi saya. Namun kali itu saya tidak berniat mandi-mandi di sana. Selain karena kolam airnya terlihat dalam dan saya (belum) terlalu berani berenang, sesampai di sana saya hanya duduk di salah satu batu di pinggir hulu sungai yang membentuk kolam, memandangi air terjun, dan bergumam puas dalam hati, “akhirnya sampai juga ya di sini”.
I love air terjun! 😀
Sebenarnya memang tidak butuh 4 tahun segala Bang, hahaha. Berhubung dirimu katanya sering sekali singgah di Sabang, dirimu hanya butuh pagi yang sunyi untuk melewatkan waktu singgah kemari. Soalnya, katanya kan:
“Tapi, pagi selalu menawarkan cerita yang baru. Untuk semua pertanyaan yang belum sempat terjawab….”
Hahaha 😀
(dirimu ga berani sendirian masuk hutan kah?)
SukaSuka
Ahahahaha.. itulah kalau merasa sering dan bisa kapan2 ke suatu tempat jadi malah seringnya tidak menyempatkan waktu khusus menjelajah.
SukaSuka
Bebeknya lucuuu…
Yang asik dr air terjun itu klo air terjunnya deres banget bikin gak sampai2 ke air terjunnya.. Haha.. Jadi inget pas berenang di danau, udah sekuat tenaga berenang, tapi gak maju2.. Malah mundur dan kakiku kena kepalanya dosen.. Parah banget deh..
Kayaknya aku jg kurang suka hutan lembab spt itu.. Dingin lembabnya emang suka bikin sesak.. 😦
SukaSuka
Wahahaha.. kasihan banget dosennya ditendang tuh.. Tapi, gak apa-apa kan? Gak sampai mempengaruhi nilai gitu?
SukaSuka
Gak… Abis itu ada diskusi sm sy, fine2 aja.. Namanya jg ‘kecelakaan’ hehehe..
SukaSuka
Waahh.. Syukurlah 😀
SukaSuka
Btw, aku jd inget dy itu dosen penguji skripsiku.. Untungnya baik2 saja.. 🙂
SukaSuka
Sepadankah dengan penantiannya, Mas? :haha
Yang membuat saya kagum adalah, kalau sebuah pulau sebesar P. We saja bisa menyimpan mutiara alam seindah ini, apa kabar satu Indonesia ya, Mas? *pantas namanya zamrud, hahaha*
Kalau saya lihat tempat ini cocok buat getaway-getaway, ya. Sunyi, sepi, menghabiskan kesunyian dengan ditemani waktu *halah*
Semoga suatu hari nanti saya bisa ke sana 🙂
SukaSuka
Amin. Kalau ke Sabang disempatkan ke sini ya Gara 😀
SukaSuka
Pasti 🙂
SukaSuka
Kalau sekarang treknya makin ringan bang, soalnya sudah di bangun jembatan untuk melewati sungai..
SukaSuka
Oh iya ya? Syukurlah.. Mulai kapan ada jembatan?
SukaSuka
Kayanya awal tahun ini deh bang..
SukaSuka
mw lah ke aceh
SukaSuka
Kamu kan udah pengen ke Aceh dari kapan-kapan. Semoga segera kesampaian ya Win 😀
SukaSuka
amin amin amin hhhehhe
SukaSuka
Ini air terjun yg di pulau weh ya, waktu itu mau kesini cuma ada yg bilang air terjunya ngga bagus, ternyata keren
SukaSuka
Wah, dibohongi tuh mas. Keren banget kok air terjunnya. Tapi ya gak tinggi sih air terjunnya
SukaSuka
Ahhhh sayang musti balik lagi ke weh nih… ( cari2 alasan
SukaSuka
Wah, berarti selama 4 tahun kamu dirundung ketakutan Bang. Hahaha…. 😀
SukaSuka
Bukan ketakutan sih sebenernya, tapi penasaran 😀
SukaSuka
Layak banget nunggu sampai 1 purnama di Sabang (1/3 nya New York) unuk dateng ke sana. Hahahaha. Indah. Jalur masuknya kayaknya dah jadi pengalaman seru sendiri.
SukaSuka
Hahahaha.. 1/3 purnama NY ya mas 😀
Jalur masuknya licin mas. Bikin sering kepleset
SukaSuka
wah sulit juga ya untuk mencapai ke sana
SukaSuka
Sebenarnya gak sulit sih mbak. Cuma perlu lebih banyak keberanian. Hehehe.. Makasih udah mampir 😀
SukaSuka
seger ya liat yang beginian.. apalagi kalo kerjanya di kota yang gak ada alam2nya sama sekali
SukaSuka
Pastinya mas 😀
SukaSuka
Aku menyerah 20 meter dari air terjun ini ri, eh sandal hanyut pula di sungai. Temenku nyampee. Nyaliku agak payah hahaha
SukaSuka
Ha!! Emang kayaknya bikin nyali ciut deh air terjun ini. Apalagi kalau gak kenal medannya dan pas air sungainya deres banget. Aku aja sampe 3 kali gitu mbak baru yang ke-4 sampe sana. Hahaha
SukaSuka
Enak buat bertapa nih di air terjunnya selama beberapa purnama. *korban mini drama AADC juga*
SukaSuka
saya pernah dengar tentang air terjun ini cuma sekilas-kilas, ternyata beyond the expectation ya abis liat fotonya 😀
SukaSuka
Benar sekali mas 😀
SukaSuka