Tentang Menghargai Karya Orang Lain
Saya pernah menulis sebuah twit kurang lebih begini, “hal yang paling menyenangkan adalah ketika karya kita diapresiasi oleh orang lain”. Ya, tentu saja saya sangat senang kalau ada yang mengapresiasi tulisan-tulisan saya di blog ini. Sekedar baca, like, apalagi meninggalkan jejak di kolom komentar, sudah membuat saya merasa diapresiasi. Tapi ternyata masih banyak pihak yang belum tahu atau mungkin tidak mau tahu tentang bagaimana menghargai hasil karya orang lain. Seingat saya, sudah berkali-kali tulisan dan atau foto di blog saya ini diambil oleh pihak lain tanpa seizin saya. Dan saya menganggap, itu sama saja dengan mencuri. Iya, pencuri. Mengambil sesuatu tanpa seizin dari pemilik namanya apa dong kalau bukan pencuri?
Pernah baca tulisan 10 Things To Do in Banda Aceh punya saya? Beberapa waktu lalu saya menemukan beberapa bagian tulisan dan foto di sana disalin tempel di sebuah thread di kaskus tanpa menyebutkan sumbernya. Saya sebal sih waktu itu. Tapi saya masih bisa biasa saja karena dunia forum kaskus memang sering menyomot tulisan entah dari mana-mana. Toh di beberapa foto juga masih terlihat jelas watermark alamat blog saya. Paling tidak pembaca pun tahu kalau foto itu diambil dari blog saya. Satu lagi, di thread itu kutipan tulisan dan foto saya tidak untuk sesuatu yang komersial. Hanya untuk dibagi ke sesama traveler saja. Sebal, tapi saya masih bisa memaafkan. Maklum pengalaman pertama dijiplak, masih pemaaf.
Pernah juga saya menemukan foto Masjid Raya Baiturrahman di atas ini diedit dan dipajang di sebuah blog milik seorang blogger peserta kontes blogging dan traveling My Selangor Story. Untungnya setelah saya tegur, yang punya blog meminta maaf dan menampilkan blog saya sebagai sumber fotonya. Saya cukup mengapresiasi sang pemilik blog itu. Tidak semua orang mau berlapang dada meminta maaf dan memperbaiki kesalahan ketika salah.

Foto Museum Tsunami yang dimuat oleh Kawanku adalah dari post saya https://buzzerbeezz.wordpress.com/2011/11/29/wisata-edukasi-museum-tsunami/
Yang paling membuat saya sebal dan sangat kecewa adalah ketika sebuah majalah remaja ternama bernama Kawanku memuat sebuah foto saya di salah satu edisinya. Memang sih watermark saya tidak dihapus dan dimuat sumbernya, tapi karena majalah Kawanku ini adalah majalah yang tujuannya komersial, saya merasa tidak dihargai. Saya sempat diskusi dengan seorang kawan yang bekerja di media masa tentang hal ini. Saya juga googling dan baca tentang Undang-undang Hak Cipta dan Undang-undang Pers. Sampai kemudian saya pun mengirimkan email ke pihak Kawanku menanyakan tentang hal ini. Dan inilah email saya dan jawaban dari Kawanku
Dan karena saya sangat awam di bidang hak cipta dan pers, saya tidak memperpanjang masalah dengan Kawanku ini. Walaupun saya tetap merasa tidak dihargai dengan dimuatnya sebuah foto karya saya tanpa izin di sebuah majalah remaja beroplah besar itu. Majalah sebesar Kawanku, mengambil foto gratisan dari sebuah blog? Tidak etis rasanya.
Beberapa hari lalu saya juga menemukan hasil foto saya muncul di sebuah brosur pariwisata milik Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh. Selain karena saya sudah pernah diapresiasi oleh Disbudpar Aceh sebagai Juara Harapan III Lomba Blog Visit Aceh 2013, saya malah merasa senang ketika salah satu foto saya muncul di brosur pariwisata milik mereka. Toh watermark-nya masih ada dan juga tidak untuk tujuan komersial.
Yang terakhir, baru saja kejadian kemarin sore. Saya diberitahu seorang kawan bahwa ada tulisan saya yang dijiplak oleh sebuah situs pariwisata komersial bernama travelesia.com. Tulisan saya Panduan Singkat Wisata ke Pulau Breueh dijiplak habis-habisan di salah satu post mereka di Pulau Beras: Pulau Sepi Wisata Layaknya Pulau Pribadi, tanpa mencantumkan tautan ataupun sumber dari blog saya, bahkan beberapa foto milik saya diubah watermark-nya menjadi milik mereka. Saya sempat menulis di twitter tentang kejadian ini. Beberapa orang sempat menulis komentar di laman travelesia tersebut, tetapi tidak berapa lama komentar itu dihapus. Saya pun menulis email ke pihak travelesia, sampai saya menuliskan ini, email saya belum dibalas. Lucunya, artikel-artikel yang dimuat di laman mereka memakai copy protecting. Lebih lanjut lagi, ketika saya membaca syarat dan ketentuan milik mereka, di angka 10 mereka mencantumkan sesuatu tentang “kekayaan intelektual termasuk hak cipta”. Tapi yang mereka lakukan terhadap saya, mencuri hasil karya saya, benar-benar tidak beretika.
Saya memang bukan seorang penulis profesional. Bukan pula penulis buku. Tapi, apa hasil karya saya pantas untuk diperlakukan seperti itu? Saya rasa semua teman-teman blogger yang membaca ini pasti tidak suka ketika ada pihak yang mencuri karyanya. Pasti teman-teman blogger tahu bagaimana jerih payah menulis blog. Menulis itu memerlukan ide, hasil dari sebuah pemikiran yang dituangkan dalam tulisan. Kalau ada yang bilang, “ambil positifnya aja. Berarti tulisan kamu bagus”, maaf saya tidak setuju. Saya tidak bisa melihat di mana positifnya tindakan mencuri itu. Tindakan pencurian itu tidak bisa dikatakan sebagai apresiasi terhadap sebuah karya. Hasil karya apa pun. Misalnya lukisan, musik, foto, dan tentu saja tulisan, semua adalah hasil karya seseorang yang seharusnya dihargai. Pada dasarnya, manusia itu makhluk yang suka diapresiasi. Saya sendiri merasakan bahwa ketika ada orang yang mengapresiasi hasil karya saya, itu membuat saya makin semangat menghasilkan karya yang lebih baik. Saya terpacu untuk maju.
Terus ada juga yang berkomentar, “kalau tak mau di-copy paste jangan di-post. Karena tidak ada artikel yg tidak bisa di-copy. so intinya klo tak mau kena ya jangan di-posting“. Jadi salah saya yang posting nih? Hadeeehhh..
Dan belajar dari kasus saya dengan majalah Kawanku, saya mencantumkan disclaimer di laman blog saya ini. Coba lihat di bagian kanan halaman ini atau di sudut kanan bawah di halaman home, tercantum “Unless otherwise stated, the copyright and any other rights in all material on this site are owned by buzzerbeezz. Please respect by not using them without permission”. Paling tidak, kalau ada yang mau mengambil tulisan atau foto dari blog saya ini dan punya niat baik, akan meminta izin kepada saya. Untuk kasus dengan travelesia, saya tak akan tinggal diam *demii tuhaaaaaaaannn*.
Yuk lah kita sama-sama saling menghargai hasil karya orang lain. Kalau kita respect dengan pihak lain, pasti kita pun akan mendapatkan respect serupa. Pengalaman saya di atas tentu saja menjadi pelajaran buat saya. Dan semoga juga menjadi pelajaran teman-teman semua. Semoga mereka dapat balasan yang setimpal. Hahaha.. Apakah teman-teman ada yang pernah memiliki pengalaman seperti saya?Bagaimana ya caranya bikin mereka jera? *langsung hire a lawyer*
Updated:
- Pada tanggal 13 Juni 2013 pukul 13.30, tulisan Pulau Beras: Pulau Sepi Wisata Layaknya Pulau Pribadi sudah dihapus oleh Travelesia tanpa permintaan maaf kepada saya. Terima kasih kepada teman-teman semua yang sudah membantu menyebarkan tautan post ini, membaca, dan berkomentar di sini.
- Pada 13 Juni 2013 pukul 15.14, saya menemukan link baru mereka dengan judul Beras Island Travel Like Lonely Island on Private Island isinya hanya terjemahan english dari artikel saya, dan masih tetap pakai foto saya. Namun, tidak lama kemudian, tulisan itu pun dihapus dari laman web Travelesia.
udah kenyang ya mas 😦
SukaSuka
Kenyang di-copy paste! Hahaha..
SukaSuka
Semakin runut saja bahasanya. Paling suka dengan paragraf … “Saya memang bukan seorang penulis profesional …… “. Tulisan-tulisan seperti “Bagaimana cara ke tempat ini, 10 Alasan Mengunjungi itu, Tips ini-itu” memang rawan dicopy paste. Sebaiknya menulis pengalaman personal aja seperti travelogue. Nanti di bagian bawah baru diberi penjelasan singkat tentang how to get there, akomodasi, where to eat, etc. Sepertinya cenderung lebih aman dari pencurian oleh media komersial. Tapi klo foto ya tetep deh, ngasih watermarknya agak gedean saja. Sudah waktunya Ri bikin buku Travelicious Aceh. Ditunggu 🙂
SukaSuka
Makasih Di. Komenmu bikin adem. Hehehe..
SukaSuka
Saya setuju sama komen Mas Adie. Untuk tulisan di blog, mending dalam wujud travelogue saja. Tapi, itu tidak membuat pembajak berhenti beraksi lho. Travelogue saya tentang Gili Kondo malah di-copas sama seorang blogger. Tapi ya… saya santai saja. Justru senang. Itu pertanda informasi saya bermanfaat, setidaknya yang dirasakan sama si blogger. Pengecualian buat tujuan komersil tanpa pencantuman sumber, tentu. Tetap berkarya, Mas Ari 🙂
SukaSuka
Makasih Lalu.. 😀
SukaSuka
Reblogged this on MARJANI UNTUK PENDIDIKAN.
SukaSuka
Izin share ya Ri. Asli, yang travelesia kebangetan!
SukaSuka
Iya Yan. Travelesia gak punya itikad baik tuh. Udah aku email juga padahal. Ya situs mereka gak bisa di-copy paste, masa isinya malah hasil copy paste. Moron bgt deh..
SukaSuka
Baca komen yang di warung blogger. Adooh… masih ada aja yang punya pemikiran kayak gitu. Bisa jadi pendapatnya relevan tapi kalo penyampaiannya kayak gitu….
SukaSuka
Udah beberapa kali juga sih Yan dibalas kayak gitu. Ya sesuatu yang salah kalau dijadiin pemakluman ya lama-lama akan dianggap benar. Yang salah kan yang nyolong, bukan aku yang nulis dan aku publish.
SukaSuka
Iya Ri. Aku gak habis pikir yang punya pemikiran kayak gitu. Ckckck
SukaSuka
Sy mengalami jg. Tulisan ilmiah sy Di journal resmi fh unsri. Dikopi abis-abisan oleh seorang dosen stih sunan giri malang. Dan dipublikasikan Di journal resmi ch univ. Mulawarman. Sekitar 5 Thn setelah sy publish. 😦
Saat ini Saya msh proses utk meminta penjelasan Dr instansi Dan dosen bersangkutan. Tp blm ADA kbt hari. 😦
Sy try prihatin atas kerugian yg mas rasakan 😦
SukaSuka
Terima kasih Uni. Sepertinya masih banyak orang yang gak mau respect orang lain ya.. Semoga segera ada kejelasan tentang karya Uni yang dikopi itu..
SukaSuka
gk asik bgt gitu dah.. alasannya gk masuk akal bgt dah krna gk ada gk boleh diunduh, namanya blog gratisan pasti kan bisa diunduh tp tetap aja itu melangar etika, heran jg sih ada majalah yg notabenenya terkenal malah main jiplak, ampun dah -> just saying
SukaSuka
Yah, begitulah Win. Kalau buat sesuatu yang non komersial dan memberi credit aku masih fine lah. Lha kalau udah utk komersial ini yang bikin kepala panas. Hehe..
SukaSuka
hahha setuju apalagi gk ada pemberitahuan sebelumnya, kita juga gk minta uang tp yah fairlah heheh ->kompor :d
SukaSuka
Saya ikut kesal bang baca nya. Saya udah kirim e-mail ke travel esia tentang tulisan Bang Ari yang dicomot di situs itu. Tetap semangat nulis bang !
SukaSuka
Makasih Mir. Tapi sepertinya sih gak ngaruh dikirimin email. Udah aku email gak dibalas kok
SukaSuka
wah, majalah kawanku itu ga wise banget ya.. masa minta maaf aja ga mau.. Om buzzerbeezz. kayaknya ada tuh blog temen saya yang ga bisa di copy paste.. jadi kalo kita klik kanan ada peringatan gitu.. mungkin bisa dicoba (etapi aku juga ga paham ya gimana caranya.. hehehe)
SukaSuka
Wah.. Makasih sarannya 🙂
SukaSuka
ada yang nggak perlu keluar notification lagi, kalau pakai notification nanti bisa di suruh mozilla prevent this page showing notification dan mereka bebas :v
Nanti copy kodenya dimana ya?
SukaSuka
Share disini aja ya tempat share scriptnya :v
http://rainbow.arch.scriptmania.com/scripts/no_right_click.html
Kalau suka cukup klik nama dibawah terus di like :v
SukaSuka
Travelesia walaupun komersial sepertinya (maaf) kelasnya masih ecek2. Yang Kawanku itu kelewatan banget. Hanya krn ga ada disclaimer lalu boleh seenaknya comot foto org tanpa permisi? Di mana2 org pengen karyanya diakui dulu, kecuali kalo jelas2 dia menyatakan sebaliknya, membebaskan segala hak cipta. Tapi ya balik lagi, kita ga ngerti masalah hukum mereka malah nantang “silakan hubungi
tukang pukulbagian legal kami.” Arogan hahaha..Sekadar sharing, dulu sekitar tahun 2006 tulisan saya tentang tips & trik USM STAN dijiplak tanpa kredit sama situs yg jualan buku latihan soal. Saya emailin pemiliknya dan untungnya segera dihapus meskipun tanpa sepatah kata maaf. Sedih memang jadi penulis di jaman sekarang. Yg bikin saya mikir belasan kali sebelum nulis lagi :”)
SukaSuka
Ya begitulah media sebesar Kawanku bersikap. Waduh, jangan gara-gara plagiarism jadi malas nulis dong. Hehehe..
SukaSuka
Aku baru tahu kasus Kawanku bro…Wahh ternyata mereka tega juga ya… Turut sedih buatmu, mas Ari *puk puk*
Mas…setuju sama komen Adie Riyanto di atas yg nyebutin dibikin kaya travelogue aja, biar nggak dicomot orang, sedangkan tulisan serius langsung kirim ke redaksi majalah jalan2 aja siapa tahu bisa jadi duit hehe…
SukaSuka
Makasih Mas Halim.. 🙂
SukaSuka
tulisan P Ary memang bagus, runut kalau dibaca, waktu nyusun kamus pariwisata sa juga baca-baca blog P Ary untuk belajar, padahal kalau ditanya langsung, P Ary wellcome menerima jasa konsultasi (gratis) 😀 dan bersedia berbagi foto secara legal 🙂
pertama kali semalam tau dari postingan mba zizah, sedih, gemas, begituan bisa digugat kali ya,Pak? kan termasuk melanggar hak cipta intelektual *cmiiw
SukaSuka
Makasih Sarah 😀
Kalau soal gugat menggugat, masih harus banyak belajar nih, gimana cara legalnya.
SukaSuka
barusan saya sudah coba kontak travelesia.com lewat YM, saat ini konten plagiatnya sudah dihapus 🙂
SukaSuka
Makasih banyak Mas 😀
SukaSuka
kalau tulisan saya belum pernah di copas di media-media besar, biasanya blog-blog yang copas tulisan saya :D.
SukaSuka
Jangan sampe deh di-copas sama media besar. Sakit hatinya lebih dalam. Hehehe..
SukaSuka
hmmm baru tahu kamu lagi ada case beginian…. yang pasti jangan mematahkan semangatmu untuk terus berkarya Bro!!
SukaSuka
Makasih Mi.. *panda hug*
SukaSuka
kayak orang susah aja ngambil content milik orang lain
kalo sekali dua kali sih gamasalah yg penting ga dibikin komersil dan yang ngambil mau mengakui dengan ngasih watermark atau sumber tertulis.
tapi kalo udah dibuat untuk komersil harusnya jelas ada peraturannya lah
sungguh lawak sekali apalagi itu majalah ada di bawah naungan nama besar gramedia..
SukaSuka
Yah.. memiliki nama besar belum tentu memiliki hati yang besar juga ternyata. Hehe..
SukaSuka
turut prihatin (pernah kena kasus serupa, yg terakhir salah satu foto dipakai buat iklan di Bali)
tapi yg penting, jangan sampe hilang semangat berkarya! 😉
SukaSuka
Iya mas. Dengan teman-teman blogger yang mendukung seperti ini, tentu tidak hilang semangat berkarya dong 😀
SukaSuka
Kurangnya apresiasi dan saling colong ini biasanya yang ngebikin bangsa kita orang yang berkualitas sering kabur ke luar negri. Miris juga kadang kalo liat ginian. Bikin halaman yang nulis soal Terms of use ato semacamnya aja coba. Untuk mengantisipasi kalo ada kejadian kedepannya.
Semangat berkarya terus ~ !
SukaSuka
Iya, miris nih 😦
SukaSuka
Sopo sing tekon ngene => “kalau tak mau di-copy paste jangan di-post. Karena tidak ada artikel yg tidak bisa di-copy. so intinya klo tak mau kena ya jangan di-posting“.
Tak jewerrrreee!
Padahal kan nulis di blog itu bisa untuk wadah berbagi informasi. Nah! bagaimana menggunakan informasi2 itu, kembali lagi pada kebijakan masing2 orang. Menurutku ga ada yang salah dengan mempublish tulisan di blog. Yang salah itu ya yang jelas2 mencuri isi blognya orang lain di aku2 sbg karya mereka *melu gemes*
Eh, sepertinya tulisan yang menjiplak itu sudah dihapus Ar
SukaSuka
Ada mbak yg komen gitu di grup Warung Blogger.
Masih ada mbak tulisanku tapi dg versi english dan foto yg sama. Baca di http://www.travelesia.com/2013/03/beras-island-travel-like-lonely-island.html Gila mereka!
SukaSuka
Tragisnya kalau blog (website) yg nyolong tidak bisa dihubungi :(. Tulisan ditutup akses komentarnya, kolom komentar ternyata tidak berfungsi. Cuma bisa ngelus dada deh terhadap pelanggar hak cipta model gini.
Eh itu klo foto & tulisan Ari sudah masuk majalah komersil ya seharusnya dapat duit dong.
SukaSuka
Parah banget kan mbak?
Soal masuk majalah komersil, ya gimana ya mbak. Kenyataannya ya dimuat gitu aja, diambil tanpa izin.
SukaSuka
Ping balik: Soal Pembajakan Karya | efenerr
Foto2 ku yg aku post di blog ttg teluk kiluan juga diambil ama Majalah Komunitas Perumahan Elite di Jakarta Utara. Mmg di tulis sumber nya sech dari blog aku, tapi alangkah indah nya kalo mereka setidak nya menghubungi kita kalo mau ambil beberapa foto atau artikel.
Gw ikhlas dengan senang hati kalo memberi kan nya kalo mereka ijin, setidak nya mereka menghargai kita sebagai penulis ihik ihik ihik
SukaSuka
Begitulah mas.. Ternyata banyak ya pelaku pembajakan seperti ini 😦
SukaSuka
Nakal bgt itu blog ri
SukaSuka
Banget banget banget deh mbak.
SukaSuka
Udah dibales imel kamu?
SukaSuka
Nope! Gak bakal dibalas aku rasa mbak. Hehe
SukaSuka
Jleb! langsung gantir header blog jadi foto asli hihi:-P
SukaSuka
pokoke tetep lanjuut nulis dan berbagii ya ri 🙂
SukaSuka
Iya dong pastinya. Dg pembaca seperti mbak Yus Mei ini makin semangat nulis dan berbagi dong aku 😀
SukaSuka
langkah yg kmu ambil dg menambahkan disclaimer di blog mudah2an cukup untuk melindungi karya cipta kamu. Mgkn perlu dicari tau juga apakah meletakkan disclaimer saja sudah cukup atau perlu tambahan lain. tujuannya supaya orang ga seenaknya saja copy paste. mgkn bisa dilihat contoh website bloggers terkenal
SukaSuka
Iya mbak. Makasih banyak atas sarannya 😀
SukaSuka
tetap cemunguddd yaa….keep writing. ditunggu Travelicious Aceh nya 😀
SukaSuka
Salam kenal mas.
Baca kisah mas saya jadi sedih, apalagi banyak foto saya di blog saya tidak diwatermark… (ngomong2 kalau ada yang tahu cara singkat watermark foto tanpa harus photoshop atau aplikasi foto yang ribet kasih tahu dong).
Untuk kasus Kawanku, seharusnya mereka meminta ijin dan kalau memang dipasang, bukannya harusnya ada sejumlah uang yang dibayarkan?
SukaSuka
Salam kenal juga mas Ryan,
Kalau saya sih bikin watermark pake Adobe Photoshop Lightroom. Cukup gampang kok pake Lightroom. Aau coba deh pake Picassa, simple juga kayaknya.
Ya, buat pembelajaran aja sih mas. Media sebesar Kawanku juga ternyata kurang beretika 🙂
SukaSuka
Lightroom butuh kapasitas gede kan mas?
sebenernya ada photoshop. tapi susah kalau pas mau langsung upload foto saat online kan. coba deh nanti ke picassa.
iya mas. makasih banyak loh sharingnya. jadi ngeh masalah ini.
SukaSuka
Ping balik: Tentang Menghargai Karya Orang Lain (Bagian 2) | The Science of Life
Parah sekali ya mas… #tepokjidat
Jadi diproses sampai mana nih?
SukaSuka
Udah ada cerita baru nih https://buzzerbeezz.wordpress.com/2013/06/14/tentang-menghargai-karya-orang-lain-bagian-2/ 🙂
SukaSuka
iya, sudah baca juga mas..
Bahasa balesannya BAKU banget ya… ckckck
SukaSuka
Agak ngoook juga baca reply dr majalah itu … Ckckck … Padahal jaman baheula baca majalah tsb 😮
SukaSuka
Mas, saya juga pemula nih. Mau tanya: misal kita lagi butuh gambar yang berkaitan dengan artikel kita. Ex: gambar mobil. Kita cari di google, muncul beberapa gambar. Nah, kita pengen memakai salah satu gambar, tapi gambar di blog itu tidak ada watermark dan juga kemungkinan besar bukan gambar asli milik blog tsb.
Nah, itu baiknya gimana, ya? Apakah kita tetap harus mencantumkan alamat blog tersebut ato tidak? (tujuannya bukan komersial, hanya untuk memperjelas maksud tulisan yang kita buat).
Maaf kalo kepanjangan dan makasih buat bagi ilmunya. 🙂
SukaSuka
Hai Dimas.. Kalau menurutku sih harusnya kamu tetap nyantumin link asal gambar yang kamu pakai. Walaupun mungkin bukan asli milik si empunya blog.
SukaSuka
Ooh gitu ya Mas, wah harusnya ke depannya lebih hati2 lg nih, make gambarnya. Sementara baru saya tuliskan nama blognya saja, blm mencantumkan link.
Thanks for sharing. 😀
SukaSuka
Kalau sudah menuliskan blog sebenarnya gak masalah juga sih. Hehehe..
SukaSuka
Ooh gapapa? SIp deh, berarti sudah di trek yang benar. Hehehe
SukaSuka
Mas, ijin untuk post beberapa kalimat dari postingan ini ya. saya ingin post tentang Hak Cipta. Menyertakan link blog mas kok.
SukaSuka
Silakan mas 😀
SukaSuka
makasih mas. tinggal nunggu ijin satunya lagi deh.
SukaSuka
Ping balik: Hak Cipta Itu Penting | Jejak Langkah...
Ari, ijin ya aku mau angkat masalah ini di Kompasiana kebetulan topiknya sedang hangat budaya copas 😉
SukaSuka
Sila mbak. Dengan senang hati 😀
SukaSuka
Ari..aku baru baca tulisan ini. Setuju banget. Kita menulis memang untuk berbagi tapi tentu kita akan merasa dihargai jika diberi tahu/dimintai izin jika tulisan kita akan dikutip (apalagi disalin).
Kaget juga pas tahu Kawanku main nyomot foto seenak jidat gitu dengan dalih pasal dari UU yang disebutkan. Biasanya majalah itu berlangganan foto (aku lupa istilahnya apa). Jadi kalau mau menampilkan tulisan yang bukan hasil reportase langsung, dia pakai foto2 yang memang bisa dipakai karena sudah berlangganan.
Semoga kita terus belajar untuk mengapresiasi karya orang lain, sekecil apapun itu.
SukaSuka
Sedih juga mas, itu yang disebut citizen journalism, memang mestinya sekalipun ada undang-undang, tapi etika perlu dikedepankan. Saya cenderung setuju dengan artikel ini, ini soal etika. Saya baru sekali sih mengalami pembajakan, foto saya Pantai Klayar tiba-tiba nongol di blog lain dengan watermark yang hilang, tapi saya maafkan karena pikir saya itu urusannya sama Tuhan kelak hahaha 😀
Tapi , the point is let’s respect! Tetap semangat berkarya mas bro, kapan-kapan bisa bikin proyek buku tentang Indonesia nih, dan saya banyak belajar dari tulisan-tulisan Anda 🙂
http://papanpelangi.wordpress.com
SukaSuka
Makasih mas udah mampir dan meninggalkan jejak di sini 😀
Semoga para blogger semakin dihargai ya karyanya 😀
SukaSuka
Sip mas, monggo sudi mampir kunjungan balik ke blog sederhana saya hehe..
SukaSuka
Ping balik: Terkait foto yang diambil pihak lain | rumahijaubelokiri
Ping balik: [BR] Hak Cipta Itu Penting | The Foot Steps...